Harga Minyak Dunia Vs BBM Indonesia dan Pandangan Islam Terhadap BBM Bagian 2
Harga Minyak Dunia VS Harga BBM Indonesia
Fenomena anjloknya harga minyak mentah dunia sudah pasti akan mengakibatkan
turunnya harga BBM, ini adalah suatu yang sangat logis bahkan pasti karena
minyak mentah merupakan komponen bahan baku utama dari BBM. Namun hal ini tidak
terjadi di Indonesia, di mana anjloknya harga minyak mentah dunia tidak serta
merta membuat harga BBM turun.
Tentu ini menjadi pertanyaan sebagian besar rakyat .. MENGAPA ??..Kondisi yang
tidak memuaskan akal ini menarik untuk diangkat menjadi bahan diskusi dalam
forum HS dan masukan dari para peserta HS akan menjadi tambahan ilmu bagi
penulis dan sebagai penyempurna materi ini
Pemerintah Indonesia sebagai Negara yang telah terpengaruh dan ikut
menganut sistem ekonomi kapitalis dalam praktek ekonominya tentu menggunakan
paradigma kapitalis dalam mengelola sumber ekonomi negara. Demikian juga dalam
pengelolaan BBM negara seharusnya tidak menjadikan BBM sebagai komoditas untuk
memperoleh keuntungan yang sebesar besarnya dengan mengabaikan rakyat.
Seharusnya BBM yang merupakan bahan kebutuhan rakyat digunakan untuk
kesejahteraan rakyat yang notabene merupakan hak rakyat untuk menikmatinya,
bukan untuk kepentingan pemerintah dengan alasan ekonomi atau kepentingan
kelompok tertentu.
Pemerintah menunjuk perusahaan yang merupakan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yaitu Pertamina. Sebagaimana perusahaan-perusahaan lain tentu Pertamina
juga berorientasi laba atau profit
oriented dalam mengelola usahanya. Maka tidak heran jika dalam mengelola
sumber daya BBM Pertamina juga menerapkan profit oriented yaitu bagaimana
anjloknya harga minyak mentah menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.
Pemerintah juga berkepentingan terhadap sektor ekonomi yaitu bagaimana
peluang yang bisa didapat dengan anjloknya harga minyak yaitu bisa menambah kas
negara melalui pendapatan migas. Lantas rakyat bagaimana, apa yang kita dapat
?. Kita sebagai rakyat hanya dijadikan sasaran empuk pemasaran BBM yang mau
tidak mau harus kita beli karena membutuhkannya.
Menurut BPH migas konsumsi BBM Indonesia tahun 2018 mencapai 75 juta kl
atau rata-rata dalam sehari 205 juta liter. Jadi jika itu adalah rata-rata BBM
yang dipakai oleh rakyat Indonesia dari industri sampai rumah tangga, maka
berapa besar yang bisa diperoleh dari selisih anjloknya harga minyak.
Dalam hal ini Pertamina berdalih sebab
harga BBM tidak turun saat harga minyak dunia anjlok, Dirut PT Pertamina
(Persero) Nicke Widyawati mengatakan bahwa :
- Pertamina mengikuti formulasi harga yang ditetapkan oleh pemerintah melalui KepMen ESDM Nomor 62 Tahun 2020 yang ditandatangani Menteri ESDM Arifin Tasrif pada 27 Februari 2020. Menurut aturan ini harga BBM ditetapkan berdasarkan rata-rata harga minyak bensin di pasar dunia yang dipublikasikan MOPS (mean of platts Singapure) atau Argus periode tanggal 25 pada dua bulan sebelumnya sampai dengan tanggal 24 pada satu bulan sebelumnya.
- Pertamina memiliki kewajiban membeli minyak dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) migas yang beroperasi di Indonesia. Namun saat ini harga minyak yang dibeli dari KKKS tersebut lebih mahal dari pada jika impor.
- Pertamina tidak bisa beraksi sebagai trader, yaitu mengambil opsi membeli minyak saja dan stop kilang dan hulu.
- Dari sisi hilir juga Pertamina mengalami penurunan penjualan karena dampak PSBB untuk mengantisipasi penyebaran virus COVID 19
Untuk merealisasikan itu menurut
Direktur Eksekutif Center of Energy Yusri Usman Pertamina harusnya bisa
melakukan impor BBM siap pakai, bukan impor minyak mentah. BBM yang siap pakai
bisa langsung digunakan dan tentu harganya yang murah juga bisa langsung dinikmati
rakyat.
Dari gambar di atas sangat jelas bahwa jika
harga perolehan BBM sudah murah, maka harga yang sampai ke konsumen atau rakyat
juga pasti akan murah, apalagi jika pajak dihapuskan (PPN 10% & PBBKB 5%
dari harga dasar).
Oleh : Kasir Budiarto, S.E.
(Kontributor Kolom Analisis Ekonomi pontianakbertauhid.com)
Posting Komentar untuk "Harga Minyak Dunia Vs BBM Indonesia dan Pandangan Islam Terhadap BBM Bagian 2"