Iman: Akal Vs Hawa Nafsu
Founder
Teman Ngopi
Salah satu keunikan iman yang lahir dari
proses berpikir adalah ia bisa dipahami oleh pribadi berakal manapun. Dari
pribadi yang berkemampuan pikir paling sederhana sampai yang paling jenius
sekalipun.
Dengan kemampuan berpikir sederhana, tahi
onta bisa menjadi bukti keberadaan Pencipta. Tapi kadang keberadaan-Nya
membutuhkan penelitian lebih "njlimet" bagi yang kemampuan pikirnya
lebih mantap. Seperti tentang tentang munculnya kehidupan pada seorang bayi.
Letak perbedaan bagi yang beriman dan yang
tidak adalah pada jujur atau tidaknya ia pada keterbatasan akalnya. Sombong
atau tidaknya ia mengakui keberadaan Pencipta dan Pengatur segala yang dicecap
inderanya.
Tidakkah pendahulu para pengingkar
sejatinya yakin pada kebenaran "Wahyu" dan "Pembawanya",
dan hanya karna kesombonganyalah yang menjadikannya ingkar dan menolak
kebenaran.
Posting Komentar untuk "Iman: Akal Vs Hawa Nafsu"