Iman Bukan Dogma Yang Dipaksakan
Iman yang kuat hanya ada pada pribadi yang
telah membuktikan tentang apa yang diimaninya.
Dogma hanya membawa alam bawah sadar pada
kepercayaan semu bersandar pada "ketakutan semu" atau
"kepasrahan semu" pada teks teks suci atau yang dianggap suci atas
nasib diri setelah hari pasti.
Maka jangan heran jika seorang pribadi
mengalihkan imannya pada rival iman lamanya meski hanya demi sekecap sedap mie
instan. Toh menurutnya ia tetap beriman pada yang dianggap empunya surga. Yang
akan membawa nasib dirinya pada kekekalan nirwana.
Tapi jika imannya terletak pada bukti pasti
yang tak terelakkan oleh akalnya. Jangankan hanya seonggok harta, dunia
seisinya pun hanya akan dianggapnya sampah tiada guna.
Kenistaan dunia akan
dihiburnya dengan janji pasti Tuhannya. Bahkan akan dibayarnya janji pasti itu
dengan seluruh harta dan jiwanya. Toh harta dan jiwa ini milikNya. Yang pasti
kembali padanya saat Ia mengambilnya.
Founder Teman Ngopi
Posting Komentar untuk "Iman Bukan Dogma Yang Dipaksakan"