Pesan Singkat Dalam Menghadapi Wabah Covid 19
Pertama, semua yang terjadi di dunia ini
atas izin ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA
Wajib bagi setiap Muslim dalam apapun
situasi kondisinya selalu meminta perlindungan kepada ALLAH SUBHANAHU WA
TA’ALA, bertawakal kepadaNya, meyakini bahwa
semua urusan/perkara dalam kekuasaan ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA, ALLAH
berfirman:
مَا
أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّـهِ ۗ وَمَن يُؤْمِن بِاللَّـهِ
يَهْدِ قَلْبَهُ
“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa
manusia kecuali dengan izin ALLAH Subhanahu wa Ta’ala dan barangsiapa yang
beriman kepada ALLAH, ALLAH akan memberi petunjuk kepada hatinya.” (QS.
At-Taghabun[64]: 11)
Karena semua perkara/ urusan di tangan
ALLAH Subhanahu wa Ta’ala, di bawah aturan dan kekuasaan ALLAH Subhanahu wa
Ta’ala. Apa yang ALLAH putuskan pasti terjadi dan apa yang ALLAH tidak
kehendaki maka tidak akan terjadi dan tidak ada yang dapat melindungi kecuali
ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA.
قُلْ
مَن ذَا الَّذِي يَعْصِمُكُم مِّنَ اللَّـهِ إِنْ أَرَادَ بِكُمْ سُوءًا أَوْ
أَرَادَ بِكُمْ رَحْمَةً
“Katakanlah, siapakah yang dapat melindungi
kalian dari ALLAH Subhanahu wa Ta’ala jika ALLAH menginginkan keburukan kepada
kalian atau ALLAH menginginkan rahmat bagi kalian.” (Al-Ahzab[33]: 17)
إِنْ
أَرَادَنِيَ اللَّـهُ بِضُرٍّ هَلْ هُنَّ كَاشِفَاتُ ضُرِّهِ أَوْ أَرَادَنِي
بِرَحْمَةٍ هَلْ هُنَّ مُمْسِكَاتُ رَحْمَتِهِ
“Jika ALLAH menginginkan untukku keburukan,
apakah mereka bisa mengangkat keburukan tersebut? Atau ALLAH menginginkan
rahmat (kasih sayang) untukku apakah mereka bisa menjadi penghalang untuk
rahmat tersebut?” (QS. Az-Zumar[39]: 38)
Juga firman ALLAH:
مَّا
يَفْتَحِ اللَّـهُ لِلنَّاسِ مِن رَّحْمَةٍ فَلَا مُمْسِكَ لَهَا ۖ وَمَا يُمْسِكْ
فَلَا مُرْسِلَ لَهُ مِن بَعْدِهِ
“Apa yang ALLAH buka dari kebaikan untuk
manusia dari maka tidak ada yang dapat menutupnya dan menghalangi dan apa yang
ALLAH halangi dari rahmat, maka tidak ada yang bisa melepaskannya setelahnya.”
(QS. Fatir[35]: 2)
Maksud ayat-ayat diatas adalah menjelaskan
tentang kekuatan dan kekuasaan ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA, adapun jika manusia
mendapat keburukan bukan berarti harus disalahkan ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA,
manusia tersebut harus instropeksi diri apakah melakukan kemaksiatan,
kemunkaran dan kedurhakaan kepada aturan ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA, jika
jawaban ya, maka manusia tersebut harus bertaubat dan kembali menjalankan
syariah islam yang ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA wajibkan. Akan tetapi jika manusia adalah manusia
shalih dan ditimpa keburukan, maka sesungguhnya itu adalah ujian yang berbuah
pahala besar jika ia sabar dan optimis.
Kedua, selalu menjaga ALLAH SUBHANAHU WA
TA’ALA
Selalu
menjaga ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA maksudnya adalah tetap taat melaksanakan
perintah-perintah ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA dan menjauhi larangan-laranganNya
dalam segala kondisi, Nabi SHALLALLAHU ALAIHI WASALLAM memberikan sebuah pesan
berharga melalui sahabat Ibnu ‘Abbas RadhiyALLAHu ‘Anhuma:
احْفَظْ
اللَّهَ يَحْفَظْكَ احْفَظْ اللَّهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ
“Jagalah ALLAH, niscaya ALLAH akan
menjagamu. Jagalah ALLAH, maka engkau akan mendapati ALLAH di hadapanmu.”
Maksudnya adalah senantiasa menjaga (selalu
taat) terhadap perintah-perintah ALLAH Subhanahu wa Ta’ala, meninggalkan semua yang
ALLAH larang adalah cara seorang hamba dilindungi dan diselamatkan oleh ALLAH
SUBHANAHU WA TA’ALA. Juga menjadi sebab ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA akan
menjaganya di dunia begitupun di akhirat. Dan apabila seseorang ditimpa musibah
atau ditimpa keburukan, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya. Dan apabila
seorang mukmin ditimpa musibah, maka sesungguhnya itu adalah kemuliaan baginya
dalam pandangan ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA. Nabi kita Muhammad SHALLALLAHU
ALAIHI WASALLAM bersabda:
عَجَبًا
ِلأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَلِكَ
ِلأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا
لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْراً لَهُ.
“Sungguh mengagumkan perkara seorang
mukmin, sesungguhnya semua perkaranya baik dan itu tidak dimiliki kecuali
seorang yang beriman. Jika ia mendapatkan kebaikan ia bersyukur maka itu baik
baginya. Dan apabila dia ditimpa keburukan dan ia bersabar maka itu juga baik
baginya.” (HR. Muslim)
Maka orang-orang Mukmin jika sedang
mendapatkan kebaikan atau keburukan, mendapatkan musibah atau kebahagiaan, ia
berada selalu dalam kebaikan. Dan itu tidak didapatkan kecuali oleh orang-orang
yang Mukmin sebagaimana sabda Nabi Muhammad SHALLALLAHU ALAIHI WASALLAM:
وَلَيْسَ
ذَلِكَ ِلأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ
“Hal itu tidak dimiliki kecuali oleh
seorang yang beriman.”
Ketiga adalah melakukan ikhtiar sebagai
kewajiban yang bisa kita upayakan.
Sesungguhnya syariat Islam telah mewajibkan
kita menghindari mudharat/keburukan dan
juga kiat-kiat berobat. Hal ini tidak bertentangan dengan konsep tawakal kepada
ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA. Cara-cara kita untuk menghadapi suatu mudharat/wabah
tersebut mencakup dua hal, yaitu pencegahan dan perawatan. Pencegahan adalah
cara yang dilakukan sebelum terjadinya penyakit dan perawatan dilakukan setelah
terjadinya penyakit.
Adapun dalam kiat pencegahan, Nabi Muhammad
SHALLALLAHU ALAIHI WASALLAM bersabda:
مَنْ
تَصَبَّحَ بِسَبْعِ تَمَرَاتٍ عَجْوَةً، لَمْ يَضُرَّهُ ذَلِكَ الْيَوْمَ سُمٌّ
وَلاَ سِحْرٌ
“Barangsiapa yang pertama kali dimakamkan
di pagi hari yaitu 7 kurma Ajwa, maka tidak akan membahayakannya sesuatu apapun
pada hari itu baik sihir maupun racun.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Begitu juga Nabi menyebutkan dalam hadits
Utsman bin ‘Affan RadhiyALLAHu ‘Anhu dari Nabi SHALLALLAHU ALAIHI WASALLAM,
beliau bersabda:
« مَا مِنْ عَبْدٍ يَقُولُ فِى صَبَاحِ كُلِّ
يَوْمٍ وَمَسَاءِ كُلِّ لَيْلَةٍ بِسْمِ اللَّهِ الَّذِى لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ
شَىْءٌ فِى الأَرْضِ وَلاَ فِى السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ ثَلاَثَ
مَرَّاتٍ فَيَضُرُّهُ شَىْءٌ »
“Tidak ada seorang hamba yang membaca
setiap pagi dan setiap sore (bismillahilladzi laa yadhurrru ma’asmihi
sya-un fil ardhi wa laa fis samaa’ wa huwas samii’ul ‘alim’ (dengan nama
ALLAH, tidak akan membahayakan dengan menyebut namaNya sesuatu apapun di bumi
dan di langit, dan ALLAH Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui) Doa ini dibaca
tiga kali maka dia tidak akan ditimpa bahaya apapun.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu
Majah)
Juga Nabi SHALLALLAHU ALAIHI WASALLAM
bersabda:
مَنْ
قَرَأَ بِالْآيَتَيْنِ مِنْ آخِرِ سُورَةِ البَقَرَةِ فِي لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ
“Barangsiapa yang membaca dua ayat dari
akhir surat Al-Baqarah di setiap malam, maka dua ayat itu cukup baginya.”
Juga Nabi SHALLALLAHU ALAIHI WASALLAM
sebagaimana disebutkan dalam hadits ‘Abdullah bin Umar bahwasanya beliau tidak
pernah meninggalkan amalan doa-doa di pagi hari dan di sore hari. Yaitu doa:
اَللَّهُمَّ
إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ،
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِيْنِيْ
وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِى وَآمِنْ
رَوْعَاتِى. اَللَّهُمَّ احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِيْ،
وَعَنْ يَمِيْنِيْ وَعَنْ شِمَالِيْ، وَمِنْ فَوْقِيْ، وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ
أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِيْ
“Ya ALLAH aku meminta keselamatan di dunia
dan di akhirat, Ya ALLAH aku meminta kepadaMu ampunan dan keselamatan pada
agamaku, duniaku, keluargaku, hartaku. Ya ALLAH tutupilah auratku, amankanlah
rasa takutku, Ya ALLAH jagalah aku dari hadapanku, dari belakangku, dari
sebelah kananku, dari sebelah kiriku, dari atas, dan aku berlindung kepadaMu
dari aku di bunuh dari arah bawahku.”
Begitu juga perintah untuk menjauhi wabah
dan karantina wilayah itu harus dilakukan, termasuk menjamin kebutuhan rakyat
oleh pemerintah saat dimana rakyat terserang wabah penyakit.
Adapun kiat dalam pengobatan, yaitu setelah
terjadi penyakit. Maka juga telah datang dari Nabi SHALLALLAHU ALAIHI WASALLAM
berbagai petunjuk dan obat-obatan yang dijelaskan dalam sunnah Nabi SHALLALLAHU
ALAIHI WASALLAM dalam kitab زاد المعاد (Zadul Ma’ad) yang ditulis oleh Imam Ibnul
Qayyim Rahimahullah.
Juga pemerintah lewat badan kesehatannya
harus segea mencari vaksin dan menyiapkan perawatan terbaik di rumah sakit.
Keempat tidak menyebarkan berita bohong
(hoax)
wajib bagi setiap Muslim untuk tidak
terpengaruh pada berita bohong/hoax. Pemerintah dan rakyat harus menjaga
kejujuran dalam bertutur kata atau bermedsos. Rakyat jangan menyebarkan berita
bohong terkait wabah sehingga ada yang sangat ketakutan hingga menurunkan sikap
optimis dan meningkatkan stress, lakukan kiat-kiat pencegahan dan perawatan
yang benar dan jangan membangkang. pemerintah juga harus berkata jujur dalam
menangani wabah ini, sejauh mana penanganan dan hasilnya. Jika terdapat saran
dan kritik harus menerimanya, jangan egois dan justru menuduh masukan itu
dengan sebutan penyebar hoax dan sebagainya.
Demikian semoga bermanfaat
Wallahua'lam bishawab
Pengajar Ponpes Dan Aktivis Dakwah
Posting Komentar untuk "Pesan Singkat Dalam Menghadapi Wabah Covid 19"