Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Istilah “Khilafahisme” Wujud Propaganda dan Cengkeraman Tsaqofah Asing


Serangan demi serangan telah dilakukan oleh barat terhadap islam dan umat islam. Serangan pertama telah berhasil menghancurkan umat islam adalah dengan runtuhnya Daulah Khilafah islamiyah di Turki Ustmaniyah pada tahun 1924. Namun tidak cukup sampai disitu, serang kedua kembali dilancarkan oleh barat dan merupakan serangan yang paling berbahaya yaitu serangan terhadap aqidah islam. Dan serangan ini bentuknya adalah dengan mempropagandakan tsaqofah asing agar umat islam menjauhi islam dan ajaran islam.

Muhammad Husain Abdullah di dalam kitabnya Mafahim Islamiyah sudah menjelaskan dengan rinci bagaimana serangan terhadap islam tersebut dilakukan. Khusus pada serangan kedua ini, ketika umat islam tidak ada lagi pelindung dan penjaga aqidah dan pemahaman islam yaitu Khilafah, maka serangan kedua merupakan serangan yang paling berbahaya. Karena serangan ini mejadikan umat islam jauh dari islam dan tidak lagi menjadikan islam sebagai ideologi untuk menyelesaikan berbagai problem kehidupan.

Adapun langkah-langkah serangan propaganda ini yang ditujukan ke negeri-negeri Islam oleh Barat diantaranya adalah dengan merendahkan ajaran Islam dan menjelek-jelekkan hukum-hukumnya, menyebarkan keraguan kepada kaum muslimin terhadap kebenaran ajaran Islam, membangkitkan kebencian kaum muslimin terhadap Islam. Selain itu menyatakan bahwa Islamlah yang menjadi sebab kemerosotan dan kemunduran mereka. Di sisi lain mereka menyebarkan tsaqofah dan gaya hidup barat agar dipraktekkan oleh umat islam.

Istilah “Khilafahisme” adalah salah satu bukti, bagaimana upaya mereka dalam menyebarkan keraguan. Istilah ini juga merupakan istilah yang merendahkan dan menjelekkan ajaran islam tentang Khilafah. Dan adapun tujuannya untuk menjadikan umat islam menjauhi ajaran tersebut. Oleh karenanya umat harus memahami bahaya ini. Dan juga serangan ini tidak akan mudah terealisasi jika tidak didukung organ-organ pendukung tsaqofah barat.

Menurut Abdul Qadim Zalum (2001), salah satu organ dan basis serangan yang paling berbahaya dari barat adalah adanya para penguasa yang menjadi antek dan agen bagi barat dan sekutu-sekutunya, termasuk orang-orang yang ada di sekitar penguasa tersebut, yakni orang-orang munafik, orang-orang lemah yang pragmatis dan para intelektual yang kenyang dengan kebudayaan Barat dan tertipu oleh metode dan gaya hidup barat.

Selain itu ada orang-orang yang berpura-pura membela islam, atau orang-orang yang dianggap intelektual dan dijadikan corong untuk mempropagandakan ide-ide barat tersebut. Kesemuanya itu pada hakikatnya berada pada jalan yang satu yaitu mempropagandakan sekulerisme yakni memisahkan agama dari kehidupan. Inilah organ pendukung yang semakin melancarkan serangan tersebut.

Dalam hal ini pula, cara dan sarana yang digunakan oleh mereka diantaranya adalah

  1. Dengan penyesatan umat melalui media massa,
  2. Memanipulasi pemahaman dan hukum islam,
  3. Menerapkan peraturan-peraturan kufur dan melegislasi berbagai hukum dan undang-undang untuk menerapkan peraturan kufur tersebut,
  4. Mengadakan berbagai macam perjanjian dan kesepakatan agar negara-negara di dunia islam berada di bawah telapak kaki dan cengekraman barat,
  5. Menjalankan rencana dan skenario yang dikarang oleh kaum kafir yang bertujuan menghina-dinakan umat dengan cara memusnahkan nilai-nilai luhur dalam ajaran islam dan
  6. Menumpas secara kejam para pejuang islam dari kalangan umat islam yang telah sadar dan ikhlas. Tujuannya tidak lain untuk membungkan mulut pejuang ikhlas tersebut dan menyebarkan rasa ngeri sekaligus melancarkan teror kepada rakyatnya sendiri. (Abdul Qadim Zallum, 2001, Serangan Amerika Untuk Menghancurkan Islam, hal :14-15)

Terbuktilah bagaimana istilah “Khilafahisme” dan propaganda kengerian yang ditebarkan bertujuan untuk merendahkan ajaran islam, menjauhkan umat islam dari ajaran Khilafah. Sekaligus melancarkan teror bahwa Khilafah itu adalah sesuatu yang berbahaya. Harapannya tidak ada seorangpun yang berani menyuarakan kebenaran dan mereka lebih mudah untuk menjajah umat islam serta menggiring umat kepada kehancuran.

Propaganda mereka ini ternyata sangat mempengaruhi kaum muslimin sehingga akhirnya mereka dikendalikan oleh ide-ide dan peradaban Barat. Akhirnya, kaum muslimin mengambil beberapa peraturan dan undang-undang Barat pada masa akhir Khilafah Utsmaniyah. Dan bahkan setelah negara khilafah hancur, kaum muslimin malah mengambil sebagian besar peraturan dan undang-undang Barat.

Hal ini juga telah dinyatakan oleh Syeikh Taqiyuddin An-Nabhani dalam kitabnya Daulah islam bahwa, para intelektual yang terpengaruh ide-ide barat terjebak kepada propaganda tesebut. Akhirnya mereka mengingkari tsaqafah Islam jika bertentangan dengan tsaqafah Barat.

Mereka menjadi sekelompok orang yang bertsaqafah Barat dan menerapkan segala kebijaksanaan searah dengan pandangan Barat. Mereka menerima tsaqafah Barat dengan ikhlas dan mengemban peradabannya. Banyak dari mereka yang pemikirannya terbentuk dengan pola Barat. Mereka menjadi orang yang membenci Islam dan tsaqafah Islam sebagaimana kebencian Barat. (An-Nabhani, 2012, Daulah Islam, Hal : 272-275)

Mereka para intelektual tersebut mengusung permusuhan keji terhadap Islam dan tsaqafahnya, sebagaimana yang dibawa Barat. Mereka menjadi pemeluk Islam yang meyakini bahwa Islam dan tsaqafahnya adalah penyebab kemunduran kaum Muslim, sebagaimana yang ditanamkan Barat kepada mereka. Misi ini berhasil. Kesuksesannya mampu mewujudkan sekelompok intelektual kaum Muslim yang bergabung dengan Barat, dan masuk dalam barisannya memerangi Islam dan tsaqafahnya.

Maka dari itu tidak berlebihan jika kita katakan bahwa bahaya yang dihadapi oleh umat islam saat ini jauh lebih besar daripada seluruh bahaya yang pernah dialami oleh umat islam. Yaitu bahaya mengganti akidah kaum muslim dengan mengikuti akidah dan tsaqofah asing yaitu akidah sekulerisme, sehingga umat islam terjauhkan dari islam. Akhirnya Islam hanya sekedar menjadi ibadah-ibadah ritual belaka.

Dalam rangka menghadapi makar jahat ini maka kita harus selalu waspada dan memahami hakikat berbagai rekayasa licik yang diarahkan kepada umat islam.  Kesadaran ini juga menuntut akan adanya perjuangan untuk menentang dan menjelaskan semua kebatilan yang sedang dilakukan. Diperlukan umat islam yang ikhlas yang senantiasa membela ajaran islam yang suci yang bersih dari maksud-maksud jahat seagaimana yang sering dituduhkan.

Namun perlu diketahui juga, bahwa mereka senantiasa menyebarkan teror dan rasa takur serta memunculkan sikap pesimis kepada umat islam, agar kita semua diam dan tidak berani menyampaikan kebenaran. Ingatlah firman Allah SWT :

 

إِنَّمَا ذَٰلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءَهُ فَلَا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

 “Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” (QA Ali Imran : 175)

Dan ingatlah juga bahwa Allah SWT yang akan memberikan pertolongan kepada siapapun yang menolong agama-Nya.

 

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِن تَنصُرُوا۟ ٱللَّهَ يَنصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ

 Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS Muhammad : 7)


Wallahu’alam

Oleh : W.andra Irvandi, M.Sc

Posting Komentar untuk "Istilah “Khilafahisme” Wujud Propaganda dan Cengkeraman Tsaqofah Asing"