Pejuang Sejati
Dedah Kuslinah, S.T (Muslimah Ideologis Khatulistiwa)
Khilafah merupakan metode untuk menerapkan Islam. Kehidupan Islam secara nyata mulai ditegakkan Rasulullah Saw di Madinah. Setelah Beliau berpulang keharibaan Allah SWT, kehidupan Islam ditegakkan oleh para sahabat. Selanjutnya oleh para khulafa bani Umayyah, bani Abbasiyyah, bani Utsmaniyyah yang selalu berada diatas rel melanjutkan kehidupan Islam. Dan warisan ini harus disampaikan dan senantiasa disampaikan hingga Allah SWT memanggil untuk pulang.
Ustadz Ismail Yusanto, sebagaimana umat Islam umumnya, meyakini bahwa Khilafah adalah ajaran Islam. Khilafah adalah kewajiban yang agung, yang menjadi tanggung jawab seluruh kaum muslim. Mendakwahkan khilafah tentunya amat sangat diuji. Karena jalannya sangat jauh, sementara hasilnya belum pasti dan kesulitan sudah di depan mata. Hanya orang-orang yang mengharap keridhaan Allah yang bisa tegar menempuh jalan panjang itu. Dialah pejuang sejati.
Pejuang sejati di setiap zaman pasti ada. Jika mereka lelah karena mengusung kebenaran, maka Allah akan menguatkan kembali. Tapi jika mereka lelah karena tergoda dunia, maka akan ada banyak pejuang yang rela menggantikannya. Dakwah tidak pernah kehabisan pejuang. Kereta dakwah akan terus melaju menghancurkan setiap penghalang dan akan berhenti di stasiun kemenangan.
Maka tak mustahil, para pejuang khilafah akan selalu dipersekusi. Kali ini ustadz Ismail Yusanto. Menurut Ahmad Khozinudin, S.H. (Advokat Pejuang Khilafah) “ Ihwal yang mendasari laporan adalah status Ustadz Ismail Yusanto sebagai Jubir HTI dan dakwah Khilafah yang diembannya ditengah Umat” (dikutip dari Legal Opini & Politik, Atas Laporan Polisi Nomor : LP/5137/VIII/YAN 25/2020/SPKT/PMJ tanggal 28 Agustus 2020 a/n Pelapor Ayik Heriansyah ).
Khilafah telah menjadi opini publik, apalagi suksesnya penanyangan film documenter Jejak Khilafah di Nusantara yang memicu ketertarikan masyarakat pada khilafah. Khilafah laksana air yang dibendung, akan mencari celah untuk mengalir dan laksana cahaya yang semakin ditutupi semakin memancar.
Bila kita mau berpikir jernih dan menggunakan akal sehat, amal perbuatan yang kita lakukan saat ini untuk diambil hasilnya kelak di akhirat. Allah berfrman dalam surah Al-Hasyr ayat 18 yang artinya “ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat) dan bertakwalah kepada Allah sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
Rasulullah Saw bersabda yang artinya “ Barangsiapa yang mengajak pada petunjuk, maka baginya adalah pahala orang yang mengikuti ajakannya, tanpa dikurangi sedikitpun dari pahala mereka. Dan barangsiapa yang mengajak pada kesesatan, maka baginya menanggung dosa seperti dosa orang-orang yang mengikuti ajakkannya itu, tanpa dikurangi sedikitpun dari dosa mereka itu” (HR. Muslim).
Dua pilihan yang terang benderang, jelas, dan tegas. Aktivitas mengajak pada petunjuk adalah dakwah. Dan yang patut kita yakini, bahwa setiap aktivitas akan menghasilkan amal yang tertolak atau diterima Allah SWT. Ada dua rukun yang harus ditunaikan agar amal diterima Allah. Pertama, amal itu harus didasari oleh keikhlasan dan niat yang murni, hanya mengharap keridhaan Allah SWT. Kedua, amal perbuatan yang kita lakukan itu harus sesuai dengan sunnah Nabi saw, dengan kata lain sesuai dengan syariat Islam.
Mendakwahkan khilafah adalah fardhu kifayah, tentunya kewajiban ini tidak akan gugur sebelum khilafah itu berdiri. Khilafah adalah bentuk pemerintahan yang diwariskan baginda Rasulullah Saw. Imam Muslim meriwayatkannya yang artinya “ Dahulu Bani Israel diatur hidupnya oleh para Nabi, setiap seorang Nabi meninggal, dia digantikan oleh Nabi yang lain, dan sesunggguhnya tidak ada Nabi setelahku. Dan akan ada para kholifah dan jumlah mereka akan banyak”(HR.Muslim no 1842). Warisan Rasulullah tentunya telah memenuhi syarat amalan yang diterima Allah SWT.
Maka sangat tidak masuk akal ketika mendakwahkan khilafah menjadi terdakwa? Apalagi para pejuang khilafah mendakwahkannya dengan santun, tanpa kekerasan, dengan memberikan teladan akhlak. Para pejuang khilafah tidak korup, tidak memakan riba. Mereka sibuk membina umat. Mengokohkan akidah, mengajari syariah, tak haus kekuasaan. Apakah dengan semua aktivitasnya itu mengancam keutuhan NKRI? Apakah kemiskinan, pengangguran, utang bejibun, resesi ekonomi, intervensi asing, penguasaan tambang, seks bebas mewabah, maraknya narkoba, korupsi menjamur, meroketnya bahan kebutuhan pokok dan segala kesemrawutan ini ulah Khilafah?
Hidup di dunia ini hanya sekali. Sebentar saja. Dan tidak berulang. Lalu untuk apa hidup yang sebenar ini selalu diisi dengan hanya menghujat kebenaran? Disibukkan dengan mempersekusi para aktivis dakwah. Wallahu’alam bishawab.
Posting Komentar untuk "Pejuang Sejati"