Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ulama Yang Dirindukan

Oleh: Sri Wahyu Indawati, M.Pd
(Inspirator Smart Parents, Founder Smart Islamic Parenting Indonesia, Penulis Buku dan Opini Islam)

“Ikutilah ulama yang dibenci kaum kafir, kaum munafiq dan kaum fasik. Dan jauhilah ulama yang disenangi kaum kafir, kaum munafiq dan kaum fasik”. (Imam Syafi'i)

Begitulah penggalan jawaban Imam Syafi'i kepada muridnya yang bertanya bahwa ulama seperti apa yang harus diikuti di akhir zaman.

Kita tahu bahwa amanah mulia seorang ulama adalah sebagai warosatul anbiya (pewaris para nabi). Nabi dan Rasul merupakan penyampai risalah Ilahi. Tentu tugas ini merupakan amanah yang paling mulia dari apapun. Rasulullah bersabda yang artinya:

“Sesungguhnya ulama itu adalah pewaris para nabi. Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, melainkan mewariskan ilmu. Karena itu, siapa saja yang mengambilnya, ia telah mengambil bagian yang besar.”(HR Abu Dawud, Ibn Majah, at-Tirmidzi, Ahmad, ad-Darimi, al-Hakim, al-Baihaqi dan Ibn Hibban).

Demikianlah, maksimal generasi muslim menjadi ulama, apapun profesinya. Seperti disaat masa Khilafah, ada Ibnu Sina yang berprofesi sebagai dokter, ia pun seorang ulama. Imam Abu Hanifah, seorang pedagang yang juga seorang imam besar. Begitupun para sahabat Rasulullah SAW, mereka para pedagang dan para petani, mereka juga para ulama yang mengecap ilmu lansung dari lisan mulia Rasulullah SAW.

Ulama bukan sebuah profesi, namun sebuah misi. Membawa misi kenabian. Maka, didik anak-anak sejak dini untuk bervisi menjadi ulama yang dirindukan yaitu ulama pewaris para nabi, bukan ulama suu' (buruk) yang tenggelam dengan dunia.

Ingatkan anak tentang pesan Imam Syafi'i bahwa nanti pada akhir zaman akan banyak ulama yang membingungkan umat, sehingga umat bingung memilih mana ulama warosatul anbiya (ulama pewaris para nabi) dan mana ulama suu’ (buruk) yang menyesatkan umat.

Berwasiatlah pada anak sebagaimana yang Imam Syafi'i katakan, “Carilah ulama yang paling dibenci oleh orang-orang kafir dan orang munafik, dan jadikanlah ia sebagai ulama yang membimbingmu, dan jauhilah ulama yang dekat dengan kafir dan munafik karena ia akan menyesatkanmu, menjauhkanmu dari keridhoan Allah.”

Walau ada sebagian generasi muslim yang tidak menjadi ulama, minimal menguasai tsaqofah/pengetahuan Islam, juga memuliakan para ulama dan mengikuti ulama warosatul anbiya. Bukan sebaliknya, malah berbuat dzalim kepada ulama seperti memfitnah, memenjarakan, menyiksa, dan lainnya.

Jika ulama saja diperlakukan tidak baik, bagaimana pula perlakuan terhadap para gurunya di sekolah, terlebih dengan orang tuanya sendiri. Sangat berbahaya jika generasi seperti ini menjadi penguasa di suatu negeri. Bagaimana mungkin Allah SWT akan menurunkan rahmat di negeri tersebut, sementara keridhoan-Nya tiada diraih. Wallahu a'lam[]

Posting Komentar untuk "Ulama Yang Dirindukan"