Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kembali Terjadi Penistaan Al-Quran di Swedia dan Norwegia


Kericuhan terjadi di Norwegia setelah seorang aktivis merobek halaman al-quran dalam demo yang digelar Kelompok Anti Islam Stop the Islamization of Norway (SIAN) di Oslo, Norwegia, Sabtu 29 Agustus 2020 (sumber: dw.com, 29/08/2020). Disebutkan di berita tersebut bahwa kericuhan terjadi antara Kelompok anti Islam dengan kelompok yang kontra. Situasi memanas saat ada aksi perobekan halaman quran oleh seorang wanita anggota SIAN tersebut. Para pemrotes yang kontra kemudian melempari kelompok SIAN dan mencoba melompati barikade polisi yang memisahkan dua kelompok ini.

Sehari sebelumnya bentrokan juga terjadi Malmo, Swedia dipicu lemparan batu ke Polisi  oleh kelompok anti Islam saat mengadakan  unjuk rasa  (sumber: dw.com, 29/08/2020). Dalam unjuk rasa tersebut terjadi tindakan provokatif dengan membakar dan menendang kitab suci alquran.

Kedua kejadian yang  baru-baru saja terjadi ini menambah daftar panjang insiden Islamofobia di Eropa. Belakangan insiden Islamofobia meningkat di seluruh Eropa. Hal ini karena meningkatnya pengaruh gerakan dari sayap kanan (khazanah.republika.co.id: 2/10/2019).

Masih segar dalam ingatan ketika akhir tahun lalu (2019) seorang pria Muslim diangkat sebagai pahlawan setelah mencegah pembakaran Al-Quran di  dalam unjuk rasa oleh kelompok yang sama SIAN di Kristiansand, Norwegia. Dalam insiden itu, pria tersebut menyerang dan menendang ketua SIAN Lars Thorsen yang membakar Al-Quran pada aksi itu (sumber: thenews.com, 22/11/2019).
Sentimen anti-Muslim juga banyak ditemukan dalam bentuk petisi. Diperparah oleh ungkapan-ungkapan rasis di media tentang penggambaran umat Islam dari para politisi yang sebagian besar dari sayap kanan (khazanah.republika.co.id: 2/10/2019).

Aksi-aksi yang sering diselenggarakan oleh kelompok sayap kanan Eropa adalah ekspresi dari kebencian mendalam terhadap Islam dan melihat pemeluknya sebagai bentuk ancaman. Sentimen Islamofobia itu semakin menjalar di banyak negara Barat setelah migrasi besar-besaran Muslim dari negeri-negeri Muslim yang berkonflik. Akibat dari sentimen tersebut banyak Muslim di negara-negara Barat menjadi korban kejahatan rasial karena identitas Muslim mereka. 

Kondisi umat Islam di negara-negara Eropa sebagai pengungsi dan pendatang semakin menyulitkan mereka karena berada dalam posisi yang lemah.
Islamofobia sebenarnya bukanlah hal baru bagi umat Islam. Hal itu telah ada sejak zaman Rasulullah mendakwahkah Islam di Mekah. Saat itu, para pemimpin kafir Quraish  menjadi penindas kaum muslimin dan menolak Rasulullah dengan bermacam upaya. Berbagai cara dilakukan dari yang halus dengan menawarkan harta, tahta dan wanita hingga cara agresif melalui propaganda dengan menyebut Nabi sebagai orang gila dan penyihir. Kaum muslimin juga mengalami penganiayaan dan pemboikotan selama sekitar tiga tahun.

Islamofobia yang semakin gencar di dunia saat ini adalah sinyal yang jelas bahwa kebencian terhadap islam telah membuahkan provokasi, penghinaan, diskriminasi, dan bahkan pembunuhan umat Islam. Lemahnya posisi umat membuat para pembenci tersebut semakin berani. Kelemahan umat ini disebabkan ketiadaan perisai umat yang dapat menjadi pelindung dan pembela Islam dan umatnya dari berbagai penistaan. 

Sebagaimana yang dikatakan Nabi SAW,
إنما الإمام جنة يقاتل من ورائه ويتقى به
”Sesungguhnya al-Imam (Khalifah) itu bagaikan perisai, di mana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)nya.” [HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud]

Kondisi menyedihkan yang dialami umat ini menunjukkan kebutuhan mendesak untuk segera mengembalikan Khilafah Rasyidah sebagai perisai umat agar Islam dan umatnya terlindungi dari penghinaan dan penistaan.[]

B. Nawan
(Pemerhati Sosial - Politik Islam)


Sumber:

https://www.dw.com/en/norway-clashes-break-out-at-anti-islam-rally/a-54756338 (diakses 31 Agustus 2020)

https://www.dw.com/en/malmo-violence-erupts-after-anti-muslim-activity/a-54748905 (diakses 31 Agustus 2020)

https://foto.tempo.co/read/82872/kerusuhan-pecah-usai-aktivis-anti-islam-swedia-bakar-al-quran#foto-3 (diakses 31 Agustus 2020)

https://khazanah.republika.co.id/berita/pyp4gd320/studi-islamofobia-meningkat-di-eropa-ancam-stabilitas (diakses 31 Agustus 2020)

https://www.thenews.com.pk/latest/572762-social-media-hails-man-who-tried-to-stop-desecration-of-holy-quran-in-norway (diakses 31 Agustus 2020)

Posting Komentar untuk "Kembali Terjadi Penistaan Al-Quran di Swedia dan Norwegia"