Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Negeri Khalifatul Khamis


Khalifatus Khamis,  mungkin terdengar asing bagi telinga kita sebagai orang Indonesia. Bukan merupakan Bahasa yang sering kita dengar, tapi itu merupakan nama salah satu kesultanan yang ada di Indonesia. Sebuah kerajaan di tanah nusantara yang kemudian berubah menjadi kesultanan dan menerapkan ajaran dan hukum” Islam. 

Negeri Khalifatul Khamis, atau lebih dikenal dengan Kesultanan Buton. Kerajaan Buton beralih menjadi Kesultanan pada masa raja ke- 6 Yakni La Kilaponto atau yang dikenal dengan Sultan Murhum. Islam masuk ke Buton tidak melalui jalur perdagangan, namun dibawa oleh seorang ulama bernama Syeikh Abdul Wahid yang memang di utus untuk menyebarkan agama Islam di daerah timur. Islam masuk ke Nusantara dengan cara dama, dengan cara dakwah. Bukan dengan peperangan apalagi penjajahan.

Kita lihat bagaimana Islam diterima oleh masyarakat di Nusantara, bahkan disaat seorang raja menerima Islam dengan keimanan yang kuat, beliau langsung tunduk kepada ajaran Islam. Beliau melepas kekuasaanya dan menyerahkan seluruh hukum kepada hukum Islam. Seorang raja sekalipun yang memiliki kekuasaan dapat tunduk dengan kebenaran agama Islam. Bagaimana dengan mereka yang bukan raja, tidak pernah memimpin suatu negeri, namun tidak mau tunduk kepada hukum yang sudah terbukti dapat menyatukan 2/3 dunia.

Kesultanan Buton membangun sebuah benteng pertahanan untuk melindungi kerajaan dari berbagai ancaman. Benteng itu dibuat pada 1634, masa pemerintahan Sultan La Buke. Benteng dibangun sepanjang 2.740 meter untuk melindungi area seluas 401.900 meter persegi. Benteng tersebut tercatat sebagai Benteng terbesar di dunia. Sungguh luar biasa warisan yang di tinggalkan oleh Kesultanan Buton.Mewariskan karya kepada generasi selanjutnya, tapi tidak mewariskan hutang. Sedangkan pemimpin saat ini mewariskan karya juga, tapi juga mewariskan hutang kepada generasi berikutnya. 

Kesultanan Buton menjadikan Martabat Tujuh sebagai ideologi. Martabat Tujuh mengharuskan seorang Sultan untuk memahami ajaran agama Islam, sehingga yang menjadi dasar hukum dalam Martabat Tujuh adalah hukum Islam. 

Terdapat falsafah terkenal di Kesultanan Buton yang tetuang di dalam Martabat Tujuh yaitu :

“Yinda Yindamo Arata somanamo Karo” (Harta rela dikorbankan demi keselamatan diri)
“Yinda Yindamo Karo somanamo Lipu” (Diri rela dikorbankan demi keselamatan negeri)
“Yinda Yindamo Lipu somanamo Sara” (Negeri rela dikorbankan demi keselamatan pemerintah)
“Yinda Yindamo Sara somanamo Agama” (Pemerintah rela dikorbankan demi keselamatan agama)

Kesultanan Buton menjadi salah satu bukti, bahwa Islam masuk ke Nusantara jauh sebelum Indonesia merdeka, jadi wajar jika tidak tertulis di dalam sejarah kemerdekaan. Karena banyak yang mencoba menutupi kebenaran akan hal tersebut. Tapi mari kita menggali lebih dalam lagi tentang sejarah Islam di Nusantara, tentu akan kita temui banyak fakta menarik lainnya.

Posting Komentar untuk "Negeri Khalifatul Khamis"