Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dakwah Islam di Nusantara Kesultanan Sambas

PONTIANAK - Acara yang dilaksanakan oleh OBSESI melalui kanal youtube Pontianak Bertauhid pada hari Sabtu (24/10) atau 7 Rabiul awal 1442 memaparkan materi tentang "Jejak Dakwah Islam Di Kesultanan Nusantara Kesultanan Sambas, Kalimantan Barat". Narasumber yang hadir oada acara hari adalah Bpk. Raden Muhammad Hamzah Panji Anom yang merupakan pemerhati sejarah Islam Kesultanan Sambas & ust. Muhammad Nunung Binarto Aji yang merupakan pembina Ma'had Inhadul Fikri Pontianak.

Raden Anom mengatakan bahwa penelitian Kesultanan Islam di Nusantara telah dilakukan sejak tahun 1950-an oleh pemerhati sejarah. menurutnya Islam masuk ke Nusantara bukan pada abad ke 13 masehi, tetapi Islam masuk ke Nusantara pada abad ke- 7 masehi berdasarkan cacatan dari Arab maupun dari Tiongkok. Di Kalimantan Barat khususnya terdapat makam muslim di Sungai Riau, Kecamatan Sandai, Kabupaten Ketapang bertulisan Arab tertanggal 147 Hijriah. Di Sambas sendiri sebelum Kesultanan Sambas sudah banyak di wilayah Sambas tinggal di daerah tersebut pada masa Kerajaan Panembahan Sambas saat itu masih berdiri untuk menyebarkan Islam.

Beliau juga menyampaikan umat Nabi Muhammad hidup ada 5 fase, tambahnya. "Umat Nabi Muhammad hidup pada 5 tahapan, pertama zaman Nubuwwah, kemudian Khulafau Rasyidin, kemudian Malikul Islam (Mulkan Adhan), kemudian Mulkan Jabriyan penguasa yang memaksa kehendak, kemudian zaman huru hara akhir zaman" ungkapnya. Mengenai Kesultanan Sambas ada hubung kait dengan Rasulullah SAW, yaitu zaman fase Khulafau Rasyidin. 

"Selama ini kita hanya mengetahui 4 Khulafau Rasyidin. Namun di dalam kitab Al Bidayah Wa Nihayah karya Ibnu Katsir tertulis bahwa Khulafau Rasyidin ada 5 orang, yaitu Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, dan Hasan RA. Dari silsilah memiliki hubungan langsung dengan Kesultanan Sambas berdasarkan hasil kajian yang telah dilakukan. Jadi beruntung Kesultanan Sambas ada hubgannya dengan dunia Islam karena ada hubungan kekerabatan pada masa Khulafau Rasyidin secara nasab" ungkapnya.

Pada tahun 2005, beliau melakukan pengkajian hubungan Kesultanan Sambas dengan Kesultanan Brunei Darussalam. Dalam kajiannya menemukan bukti sejarah Batu Tarsilah Brunei dibuat pada tahun 1770-an tempat di Kota Batu, Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam."Oleh Sultan ke-3 Brunei Darussalam bernama Syarif Ali situ tertulis di dalamnya terdapat keturunan nasab daripada cucu Rasulullah SAW Amirul Mukminin Hasan. Pertanyaan saya yang selama ini saya cari  kenapa cucu Nabi bernama Hasan digelar Amirul Mukminin akhirnya terjawab setelah saya membaca kitab karya Imam Ibnu Katsir tersebut menyebutkan Khulafau Rasyidin ada 5 orang yang 4 orang ditambah lagi 1 orang khulafau rasyidin" ungkapnya.

Berikutnya Ust. Nunung dalam pembukaannya bahwa Islam masuk ke Nusantara melalui para pedagang merupakan strategi penjajah terhadap umat Islam dengan tujuan supaya umat Islam sendiri tidak mengetahui sejarahnya yang membuat bangkit gairah ke Islamannya. Ketika Rasulullah SAW berdakwah hingga mendapatkan kekuasaannya maka tujuannya mendapatkan kekuasaan ialah berdakwah ke seluruh dunia. peran negara inilah mendakwahkan Islam pada masa kesultanan.

"Maka wajar Islam telah masuk ke Nusantara pada abad ke - 7 Masehi setelah Rasulullah memiliki kekuasaan untuk mengutus para sahabat berdakwah ke seluruh negeri yang mana mereka belajar bahasa di negeri setempat dan mendakwahkan Islam di sana seperti yang dilakukan sahabat Saad bin Abi Waqqash berdakwah sampai ke negeri Cina." ungkapnya

Dakwah adalah salah satu tugas penguasa negara Islam ke seluruh dunia seperti yang telah dilakukan oleh Rasulullah sendiri menyampaikan Islam ke negeri Romawi dan Persia yang tidak bisa dibantahkan lagi sejarahnya juga tugas negara menyerukan jihad apabila dakwah dihalang oleh para penguasa kafir pada saat itu. "Islam bisa tersebar secara cepat karena dakwah Islam adanya kekuatan negara untuk mendukungnya" ungkapnya.

Berdasarkan hal ini, sudah tentu sebuah ialah mengenban ideologi yang diadopsinya sepertimana halnya negara Islam tentu mengemban ideologi Islam dan juga negara Amrerika yang mengemban ideologi kapitalisme serta Cina yang mengembang ideologi komunis walaupun Cina tidak lagi murni mengemban ideologi tersebut.

Beliau juga menambahkan ulama ulama yang berasal dari negeri Sambas juga terlepas dari peranan Kesultanan Sambas yang dikenal hingga ke dunia internasional. "Syekh Khatib As Sambas bahkan seluruh dunia mengenal beliau. Tidak mungkin beliau bisa dikenal dunia tanpa peran serta negara yang mengambil peran dakwah beliau yang luar biasa dan juga jika dakwah tanpa negara mustahil penyebaran Islam dapat dikenal secara masif ke seluruh negeri" ungkapnya.

Posting Komentar untuk " Dakwah Islam di Nusantara Kesultanan Sambas"