Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Reportase Fatima Kalbar : Bagaimanakah Solusi Tuntas Prostitusi Anak ?


Di setiap kebangkitan pemudalah pilarnya, di setiap pemikiran pemudahlah sebagai pengibar panji-panjinya.  Lantas, bagaimana jika ternyata pemuda-pemuda bangsa terjebak pada perilaku maksiat, terkungkung dalam lubang kenistaan?

Sebagai bentuk kepedulian terhadap generasi pemegang tongkat estapet peradaban gemilang, maka tim kreatif  Fatima (Forum Analitik Tokoh Intelektual Muslimah) Kalbar, merancang sebuah agenda yang bertemakan “Bagaimanakah Solusi Tuntas Prostitusi Anak”. Yang dikemas dalam wadah  bincang S3 (Solutif,  Strategi dan Syar’i) Tokoh Khatulistiwa kalbar.

Tiga narasumber  dari berbagai latar belakang berbeda, mengulik segala permasalahan dan solusi tuntas  bagi kasus ini.  Hadir sekitar 40 muslimah sekota Pontianak yang tergabung diruang meeting zoom,  di awal hari Sabtu, 16 Januari 2021, pada jam 8.30 wib.

Pembicara pertama, Ibu Nani Wirdayanti, S.T (Komisioner KPPAD Kalbar). Kedua, Ibu Yenni Ariisa, S.STP  (Pemerhati Kebijakan Publik, kandidat Master of Social Science). Ketiga, Ibu Neng Erlita S,TP (Penasehat Fatima Kalbar). 

Ibu Nani meyampaikan bahwa ada sekitar 500 anak yang terlibat prostitusi anak di kalbar.  Terkuaknya kasus prostitusi anak semenjak banyaknya aduan orangtua yang kehilangan anaknya, pada sekitaran  bulan  Maret.  Hasil dari temuan di lapangan aktivitas prostitusi anak ini terorganisir secara apik. Terbukti setiap kelompok menyewa 3 kamar di setiap hotel. Satu dijadikan office dan dua kamar lainnya digunakan untuk pelayanan secara bergantian.  Cara pesan kamar menggunakan aplikasi. Dalam satu kelompok terdapat bendahara yang berfungsi mengatur penggunaan uang hasil transaksi. Mucikarinya tidak semuanya orang dewasa bahkan ada anak-anak. Dan pelaku prostitusi termuda berusia 12 tahun.  Tarif  sekali pelayanan Rp. 800 ribu untuk anak yang sehat, 400 rb untuk anak yang sakit.  Ada beberapa anak yang telah terjangkit penyakit kelamin. Selain prostitusi, kebanyakan dari mereka juga pengguna obat terlarang jenis inex dan sabu. Untuk inex dibeli seharga Rp. 350 ribu per tablet  yang digunakan bersama, setiap anak mendapatkan seperempat tablet. Inilah kondisi generasi penerus di pusaran prostitusi anak.

Adapun yang disampaikan Ibu Yeni, kenapa prostitusi anak semakin massif? Karena lemahnya tiga pilar.  Keluarga, masyarakat dan Negara. System hari ini tidak memperhatikan keluarga sehingga 11.2  juta anak memiliki ibu TKW walhasil mengikis perhatian dan kasih sayang yang seharusnya didapatkan anak. Sedangkan masyarakat cuek bebek sebagai pengawas sosial , identitas kelompok masyarakat , dan menanamkan disiplin sosial.  Adapun negara dengan banyak regulasi  yang saling berbenturan, sehingga penanganannya lemah, Norma hanya sebatas konsep. Prostitusi tidak akan berakhir selama diterapkannya sekularisme yang membuat generasi jauh dari pemikiran Islam dan Kepribadian Islam .  Kapitalisme yang menjadikan materi sebagai sumber bahagia. Liberalisme lingkungan anak yang sudah sangat bebas, hedon, glamor dll. Euforia kebebasan berpendapat. Demokrasi yang memandulkan berbagai regulasi. 

Aset peradaban , dimana para pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan, papar Ibu Neng Erlita. Pada setiap diri manusia ada tiga potensi diri, hajatul adawiyah, naluri dan akal. Islam mengupayakan individu menjadi yang bertaqwa.  Dalam sistem Islam ada larangan mendekati zina bahkan merupakan  sebuah dosa besar.  Seperangkat aturan Islam mengatur terkait keluarga yang bertakwa, masyarakat yang menerapkan amar ma’ruf nahi munkar dan Negara sebagai junnah dan ro’in.  Islam melarang aktivitas yang  bercampurbaur, berkhalwat (berdua-duaan), mewajibkan menutup  aurat, ghadlul bashar (menundukan pandangan), safar disertai mahrom, menyegerakan nikah dan menghiasi segala aktivitas dengan ketakwaan.  Selain itu sistem pendidikannya berbasis akidah Islam.  Adanya sistem pergaulan. Sistem ekonomi yang menjamin kesejahteraan rakyat perindividu. Sistem sanksi yang bersifat zawajir (membuat jera di dunia) dan jawabir (menghapus dosa di akhirat), system politiknya  yang mengurusi seluruh urusan umat.  Semua itu hanya bisa terealisasi dalam bingkai khilafah ala min hajinubuah. Khilafah solusi perubahanterbaik menuju kebahagiaan hakiki. Wallahu’alam bishawab. 

Reporter : Dedah Kuslinah

Posting Komentar untuk "Reportase Fatima Kalbar : Bagaimanakah Solusi Tuntas Prostitusi Anak ?"