Urgensikah Proyek Kereta Api Cepat ?
Oleh : Tyas ummu Rufaidah
Masih dalam kondisi pandemi, kian hari kondisinya semakin mencekam.Kabar duka korban covid19 silih berganti menghiasi media sosial. Mulai dari sauadara, keluarga, ulama, artis hingga dokter dan nakes yang menjadi garda terdepan pun ikut tumbang.
Begitu ganas virus ini hingga efeknya begitu cepat berkembang, hingga melumpuhkan berbagai sektor khususnya kesehatan. Fasilitas kesehatan kian kuwalahan menampung pasien baru covid19 yang berdatangan. Tenaga medis pun tiap hari berguguran, sebab tak sedikit yang kelelahan serta terinfeksi virus covid 19.
Di lain sisi pemerintah begitu getol mencari pinjaman untuk kejar target proyek kereta api cepat. Dikutip CNN Indonesia, kementerian BUMN mengatakan Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) bakal mengalami cost deficiency (kekurangan biaya) operasi pada awal pengoperasiannya.
Untuk itu, pemerintah tengah bernegosiasi dengan China agar mendapat bantuan pinjaman di awal operasi KCJB nanti. Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menyebut pinjaman bisa diperoleh dari China Development Bank (CDB) dengan jaminan oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI.
Lantas urgensinya dimana?. Jika kita melihat didepan mata banyak rakyat kelaparan, fasilitas kesehatan kian koleps serta setiap hari nyawa melayang sebab tak dapat perawatan maksimal. Apakah proyek kereta api cepat bisa membantu beban rakyat?. Apakah proyek tersebut lebih urgent dibandingkan nyawa rakyat?.
Sebagai catatan, kasus harian Covid-19 di Indonesia terus meningkat sejak Juli 2021. Pada Jumat 9 Juli 2021 kasus positif cetak rekor baru dengan 38.124 sementara kematian masih tinggi di angka 871.
Sedih bukan main hati rakyat seakan - akan membiarkan mati secara perlahan. Banyak kisah piluh, seorang ayah yang keliling kampung menjual hp rusak senilai sepuluh ribu rupiah untuk bisa membeli beras. Begitu miris nasib rakyat hari ini mereka mengorbankan apapun untuk menghidupi keluarga.
Wacana pembagian bansos yang anggaranya bertriliunan rupiah hanya sekedar pencitraan semata, pasalnya banyak warga yang tak mendapatkanya. Hal ini membuat kita sadar bahwa penguasa negara lebih mementingkan ekonomi kaum elite dibandingkan keselamatan rakyat.
Wajar saja jika ketidakadilan dan kedzaliman yang di lakukan punggawa negeri ini, sebab watak kapitalisme sudah mengakar kuat dalam benaknya. Segala sesuatu diukur berdasarkan asas manfaat serta untung rugi. Seperti halnya proyek kereta cepat ini hanya diperuntukan oleh segelintir orang berduit, sedangkan rakyat bawah tak mungkin mampu menikmatinya.
Jika melihat data hutang kita ke luar negeri sudah begitu banyak , dikutip dari CNBC Indonesia Bank Indonesia (BI) melaporkan Utang Luar Negeri per akhir Mei 2021 adalah US$ 415 miliar. Dengan asumsi US$ 1 setara dengan Rp 14.503 seperti kurs tengah BI kemarin, maka jumlah itu adalah Rp 6.018.74 triliun.
"Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Mei 2021 menurun. Posisi ULN Indonesia pada akhir Mei 2021 sebesar US$ 415 miliar, turun 0,6% dibandingkan dengan posisi ULN April 2021 (month-to-month/mtm). Perkembangan tersebut terutama didorong oleh penurunan posisi ULN pemerintah," sebut keterangan tertulis BI yang dirilis Jumat (16/7/2021).
Beginilah negara yang bermental kapitalis, materi adalah sebagai tujuan utamanya. Tak sedikit semua akan menjadi tumbal agar tercapai tujuanya dalam meraup keuntungan sebanyak - banyaknya. Skala prioritas dalam sistem kapitalis hanya berorentasi kesenangan jasmani dan hawa nafsu belaka.
Berbeda dengan Islam, dalam kehidupan bernegara pemimpin memiliki tanggung jawab penuh untuk meriayah rakyatnya. Sebab mental pemimpin dalam Islam yakni berlandaskan pada keimanan dan ketawaan kepada Allah swt. Pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpinya.
Jika dalam Islam nyawa seseorang manusia sangat berharga, apalagi pandemi sekarang ini seharusnya pemimpin negara lebih mengedepankan keselamatan rakyatnya.
sebagaimana sabda rasulullah saw
Imam (Khalifah) adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya.” (HR al-Bukhari)
Waallahualam bishowab
Posting Komentar untuk "Urgensikah Proyek Kereta Api Cepat ?"