KEBERHASILAN MUSLIMAH HIJRAH
By Henny Meilisa dan Yeni Ummu Ara
Sejak mengenal jamaah dakwah, seorang muslimah akan menjadi sosok yang lebih produktif. Mengapa demikian? Kita runut dari sejak awal ia mulai memutuskan hijrah. Keputusan hijrah merupakan keputusan yang penuh dengan pergulatan pemikiran. Karena memutuskan hijrah, apalagi disertai dengan niat hijrah ikhlas dijalan Alloh SWT, bukan berarti tidak ada tantangan dan konsekuensi. Apalagi hijrah sesuai dengan perintah dan larangan Alloh, maka tekad hijrah yang kuat dan teguh, akan makin banyak syetan dan cobaan mendera. Semua itu harus dihadapi dengan semangat dan tangguh tetap di "track" yang benar, itu keberhasilan pertama.
Kondisi selanjutnya ia dibina secara sepekan sekali oleh seorang muslimah yang disapa Ummi atau Ustadzah atau musyrifah. Bisa jadi sosok pembina adalah orang yang baru saja dikenal atau teman sendiri atau bahkan usia terpaut jauh lebih muda. Duduk melingkar bersamanya atau disapa dalam forum online, bisa jadi berawal dengan penuh skeptis hingga kecurigaan. Karena kita belum tahu latar belakang sang pembina dan baru bertemu serta mengenalnya pada saat pembinaan.
Disaat pembinaan inipun ternyata ada cobaannya. Latar belakang pembina dan yang dibina yang berbeda-beda, merupakan tantangan tersendiri yang harus disikapi dengan ikhlas, sabar dan fokus. Namun lisan pembina yang membangkitkan pemikiran, perlahan akan memunculkan antusias dan energi positif yang berlimpah-limpah jikalau masing-masing muslimah yang dibina pun ikhlas menimba ilmu dan berkomitmen untuk melakukan perubahan diri yang lebih baik lagi. Pembinaan ini sedikit demi sedikit akan mulai menimbulkan percikan-percikan, membuka cakrawala berpikir yang lebih luas dan dalam karena pembinaan ini disertai juga dengan ajakan untuk menambah literasi agar pembinaan lebih menancap dan menghujam dihati sanubari peserta. Ini keberhasilan kedua.
Seiring waktu bahasan kajian Islam kian banyak ditimba, kitab yang dikaji kian meningkat dan beragam. Tabir berpikir yang terkuak lebih luas, hati yang tercerahkan dari pembinaan tidak mampu lagi ditutupi, menjadikan Muslimah tergerak dan bergerak untuk menyampaikan ulang apa yang sudah diketahui dan dipahaminya kepada orang lain, kepada keluarga, kolega dan muslimah manapun yang ia temui atau hubungi secara online. Tentu ini bermakna apa yang ia pelajari, telah berhasil memuaskan akal dan menenteramkan jiwanya membuat ia bergerak untuk menyebarluaskan. Mungkin diawal tampak kaku atau sedikit memaksakan, belum faham menempatkan obrolan dengan orang lain. Namun seiring ‘jam terbang’, Allah akan mudahkan lisannya menyampaikan kebenaran. Keberhasilan ketiga ia raih.
Tantangan tetap ada, seiring pemikiran yang kian tercerahkan dengan ilmu Islam dan mengadopsi metode dakwah. Tak jarang ditolak, difitnah, dicurigai, diblokir, dihujat bahkan ada yang dilaporkan tanpa bukti. Disinilah ketangguhan dan keistiqomahan sang muslimah diuji. Penolakan tersebut akan menjadi pergolakan batin tersendiri, padahal hanya menyampaikan kebenaran dan kebaikan dan yang dilakukan hanya dakwah melalui lisan, muslimah kian tegar, sebagaimana perjuangan Rasulullah SAW pun tak mulus, muslimah pun tak surut menyampaikan kebenaran Islam.
Semakin tinggi pohon, angin kian terasa kencang menerpa. Tapi selalu bertemu titik balik, mood booster terbaik adalah Allah yang akan menolong hamba-Nya yang menolong agama. Serta cinta Rasulullah SAW yang bikin meleleh, karena rindunya pada kita umat di akhir zaman yang mencintainya meski tak pernah memandang wajahnya. Allahumma sholli ‘ala sayyidina Muhammad. Muslimah pun kian optimal dalam dakwahnya, kian terik ikat pinggangnya memelihara ibadah wajib dan nafilahnya. Keberhasilan pada puncak iman dan kesempurnaan ibadah inilah keberhasilan keempat.
Hingga terakhir yang menjadi keberhasilan muslimah sejati adalah mencurahkan segala potensinya di jalan dakwah Islam. Ia berfikir, bertindak, berucap hingga berkarya untuk meraih Ridho Allah SWT semata. Sejak ia hijrah, sudah berapa banyak pengorbanan yang telah diserahkan pada Allah? Namun tak ia hitung. Terus merasa apalagi, apalagi, apalagi yang bisa dilakukan untuk Islam. Karena kehidupan kian rapuh, kian problematik, desakan perubahan hakiki dengan kembali kepada kehidupan Islam kian memuncak.
Tak lagi hari dilalui dengan yang tak berfaedah baginya. Bangun tidurnya sudah memikirkan umat, hingga tidurnya ia pun masih memikirkan umat. Tidakkah indah jiwa muslimah ini? Menapaktilasi perjuangan Rasulullah SAW sepanjang hidupnya, untuk muslimah isi pula hidupnya sebagaimana baginda Nabi SAW mengisi hidup. Hingga tiba hari kematian, yang terucap dilisannya bukan dirinya, bukan keluarganya apalagi hartanya, akan tetapi umat Islam. Hijrah itu indah karena Islam itu indah, damai dan menentramkan jiwa. Maasyaa Allah.
#Nafsiyah
#PontianakBertauhid
Posting Komentar untuk "KEBERHASILAN MUSLIMAH HIJRAH"