MANUSIA DICIPTAKAN SEMPURNA DENGAN AKAL PIKIRAN
Oleh: Milwan Hendarsyah (Aktivis Dakwah Kampus Pontianak)
Allah subhanahu wa ta’ala merupakan sang khaliq yang menciptakan semua hal pada masa lampau, masa sekarang dan masa yang akan datang. Baik yang tampak oleh mata seperti manusia, hewan, tumbuhan dan segala yang ada dunia ini dan seisinya maupun yang tidak tampak oleh mata yang sifatnya ghaib seperti Malaikat, Jin, alam barzakh, padang mahsyar, dan lain-lain termasuk surga dan neraka yang semuanya wajib kita imani adanya.
Diantara semua ciptaannya, manusia merupakan ciptaan yang Allah subhanahu wa ta’ala akui didalam al-quran sebagai sebaik-baiknya ciptaan dibandingkan dengan makhluk yang lainnya atau dengan kata lain, manusia adalah makhluk yang diciptakan dengan sempurna. Sebagaimana pada firman Allah dalam QS. At-Tiin ayat 4, yaitu :
لَقَدۡ خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَٰنَ فِيٓ أَحۡسَنِ تَقۡوِيمٖ [ الـتين:4]
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. [At Tiin: 4].
Maka jelaslah pada ayat ini bahwasannya Allah telah menciptakan diri manusia itu dengan bentuk yang paling sempurna dan paling Indah. Bayangkan saja didalam tubuh manusia tersusun dari sel-sel membentuk suatu jaringan yang bekerja pada fungsi tertentu. Kemudian jaringan tadi bekerja sama sebagai sebuah organ dan seterusnya. Tentu, Allah menciptakan manusia dengan bentuk yang terbaik adalah dengan tujuan besar dan mulia yakni supaya manusia mengkhususkan semua ibadahnya kepada Allah semata.
Namun sebenarnya ada satu hal yang paling penting dari proses penciptaan manusia yang membedakannya dari makhluk lainnya. Yaitu Allah memberikan akal pikiran kepada manusia.
Akal pikiran merupakan satu-satunya keistimewaan yang Allah berikan kepada kita (manusia) sebagai nikmat besar yang tiada tandingannya. Dengan adanya akal pikiran, kita bisa membedakan mana yang benar dan salah, mana yang halal dengan yang haram. Tidak hanya itu, akal pikiran sendiri menyimpan banyak sekali rahasia dan keajaiban.
Karena adanya akal pikiran ini juga lah, derajat manusia bisa lebih mulia dari malaikat atau bahkan bisa juga lebih hina dari hewan ternak. Derajat manusia bisa lebih mulia dari malaikat apabila dengan akalnya manusia bisa mengendalikan hawa nafsunya, dengan akalnya memilih yang halal dan meninggalkan yang haram atau melaksanakan yang diperintahkan dan menjauhi yang dilarang.
Tapi derajat manusia juga bisa lebih hina dari binatang ternak apabila bertindak tanpa menggunakan akal pikirannya mengutamakan nafsu, atau menggunakan akalnya hanya untuk memenuhi hawa nafsunya belaka. Sehingga digunakan secara licik tanpa menimbang halal dan haram, baik dan buruk. Akalnya hanya digunakan agar semua hawa nafsunya terpenuhi. Sebagaimana firman allah dalam surah Al-Araf 179 :
وَلَقَدۡ ذَرَأۡنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرٗا مِّنَ ٱلۡجِنِّ وَٱلۡإِنسِۖ لَهُمۡ قُلُوبٞ لَّا يَفۡقَهُونَ بِهَا وَلَهُمۡ أَعۡيُنٞ لَّا يُبۡصِرُونَ بِهَا وَلَهُمۡ ءَاذَانٞ لَّا يَسۡمَعُونَ بِهَآۚ أُوْلَٰٓئِكَ كَٱلۡأَنۡعَٰمِ بَلۡ هُمۡ أَضَلُّۚ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡغَٰفِلُونَ [ الأعراف:179]
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. [Al A'raf:179]
Maka pertanyaannya sekarang adalah selama ini apakah kita telah menyadarinya? Apakah akal kita sudah digunakan dengan benar untuk beribadah kepada Allah? Semoga kita termasuk orang-orang yang mengetahui nikmat yang sangat dahsyat itu dan mensyukurinya, bukan termasuk orang-orang yang melalaikan nikmat-Nya sehingga cenderung mengufurkannya. Sebagai hamba yang telah dicptakan maka tiada cara lain bagi kita untuk bersyukur yaitu selain selalu meningkatkan ibadah kepada allah.
Hanya dengan menggunakan akal pikiran sebagaimana yang dikehendaki Allah, kita dapat memahami ayat-ayat Al-quran, dapat memikirkan segala sesuatu yang kita lihat dan dengar. Akal pikiran itulah yang akan menuntut kita demi kejadian di lingkungan sekitar kita, hingga menuntut kita untuk memberikan penilaian sehingga kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran.
Wallahu‘alam…
Posting Komentar untuk "MANUSIA DICIPTAKAN SEMPURNA DENGAN AKAL PIKIRAN"