Menikah dan Punya Keturunan Merupakan Fitrah Manusia
Menikah dan Punya Keturunan Merupakan Fitrah Manusia
Oleh Fahrizki, S.H.
Sudah tentu sebagai manusia memiliki naluri untuk mempunyai keturunan (gharizatu Na'u) bagi orang yang telah melakukan akad pernikahan pria & wanita. Hal ini memang sepatutnya ada karena sudah fitrahnya. Sebagaimana firman Allah SWT :
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
يٰۤاَ يُّهَا النَّا سُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَآئِلَ لِتَعَا رَفُوْا ۗ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَ تْقٰٮكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
"Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti."
(QS. Al Hujurat Ayat 13)
هُوَ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّـفْسٍ وَّا حِدَةٍ وَّجَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا لِيَسْكُنَ اِلَيْهَا ۚ فَلَمَّا تَغَشّٰٮهَا حَمَلَتْ حَمْلًا خَفِيْفًا فَمَرَّتْ بِهٖ ۚ فَلَمَّاۤ اَثْقَلَتْ دَّعَوَا اللّٰهَ رَبَّهُمَا لَئِنْ اٰتَيْتَـنَا صَا لِحًا لَّـنَكُوْنَنَّ مِنَ الشّٰكِرِيْنَ
"Dialah yang menciptakan kamu dari jiwa yang satu (Adam) dan darinya Dia menciptakan pasangannya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, (istrinya) mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian ketika dia merasa berat, keduanya (suami-istri) bermohon kepada Allah, Tuhan mereka (seraya berkata), "Jika Engkau memberi kami anak yang saleh, tentulah kami akan selalu bersyukur."(QS. Al A'raf Ayat 189)
فَلْيَنْظُرِ الْاِ نْسَا نُ مِمَّ خُلِقَ. خُلِقَ مِنْ مَّآءٍ دَا فِقٍ. يَّخْرُجُ مِنْۢ بَيْنِ الصُّلْبِ وَا لتَّرَآئِبِ
"Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apa dia diciptakan."
"Dia (manusia) diciptakan dari air (mani) yang terpancar,"
"yang keluar dari antara tulang punggung (sulbi) dan tulang dada."
(Q.S At Tariq Ayat 5-7)
Sebagian ayat diatas merupakan tanda - tanda kebesaranNya berupa mengkaruniakan keturunan bagi pasangan suami - istri. Namun karena kezaliman manusia sendiri lah yang membuat kerusakan.
Seringkali kita selalu mendengar masalah umum tentang rumah tangga seperti faktor ekonomi, budaya, sosial, dsb. Itu semua nya yang menyebabkan suami - istri memutuskan tidak memiliki anak. Semua faktor tersebut tentu ada pengaruh dari semua itu, yaitu pengaruh tsaqafah asing yang mengekang fitrah manusia khususnya berkeinginan memiliki keturunan. Pemikiran liberal & materialis menyebabkan masalah itu semua.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَلَا تَقْتُلُوْۤا اَوْلَا دَكُمْ خَشْيَةَ اِمْلَا قٍ ۗ نَحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَاِ يَّا كُمْ ۗ اِنَّ قَتْلَهُمْ كَا نَ خِطْاً كَبِيْرًا
"Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu. Membunuh mereka itu sungguh suatu dosa yang besar." (QS. Al Isra' Ayat 31)
Seperti ayat disebutkan, menjadi contoh akibat meluasnya ide ide (tsaqafah) asing sehingga benarlah terjadi hal yang tidak diinginkan.
Dan ini diperparah dengan kebijakan oleh negara yang mengatur pembatasan jumlah anak dari keluarga. Dan juga menjadi dilema, dalam kasus berhubungan intim tanpa ikatan pernikahan menjadi hal biasa oleh negara. Tanpa disadari, perbuatan seperti inilah yang menyebabkan semua yang menjadi masalah serius bagi negera dalam hal pelanggaran seperti pembunuhan, penganiayaan, pelecehan seksual, perselingkuhan, perceraian, kisruh perebutan hak asuh anak, kenakalan remaja, dsb.
Hal itu tentu tidak mungkin jika masyarakat sungguh - sungguh di dalam kepala mereka memahami Islam karena dalam Islam hanya pahala - dosa. Hal tersebut diraih baik melalui dengan ucapan, perbuatan, harta, maupun kekuasaan
Seperti contoh pahala bagi wanita yang berjuang melahirkan, menyusui, mengasuh, & pengajaran yang diberikan kepada anak - anaknya. Peran wanita tersebut juga tidak terlepas dari didikan oleh suaminya yang menuntunnya kepada Islam tanpa harus merisaukan terganggunya aktivitas di luar rumah untuk meraih pahala.
Dan juga peran negara memberikan upaya dorongan bagi orang orang yang berkeinginan untuk menikah berupaya santunan, memberi pekerjaan, memberi pelatihan & pendidikan profesi, dsb. Plus juga memberi tunjangan yang beranak banyak.
Inilah betapa penting mencegah itu semua perlu kehadiran negara yang berperan menjaga fitrah manusia agar mendapat keberkahan Allah SWT sebagaimana firmanNya :
وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰۤى اٰمَنُوْا وَا تَّقَوْا لَـفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَآءِ وَا لْاَ رْضِ وَلٰـكِنْ كَذَّبُوْا فَاَ خَذْنٰهُمْ بِمَا كَا نُوْا يَكْسِبُوْنَ
"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan."(QS. Al-A'raf Ayat 96)
Posting Komentar untuk "Menikah dan Punya Keturunan Merupakan Fitrah Manusia"