Islam Menghapus Squid Game di Dunia Nyata
Oleh : Shita Ummu Bisyarah
Squid game menjadi serial drama korea yang paling diminati masyarakat. Menurut co-CEO Netflix Ted Sarandos, film ini berpotensi besar menjadi serial Netflix paling populer yang pernah ada karena jumlah penonton yang membludak pada beberapa hari tayang.
Film ini bercerita tentang orang-orang kelas bawah, terlilit hutang dan miskin yang memasuki game bertahan hidup di suatu pulau terprencil yang dibuat secara rahasia oleh para orang kaya yang bingung memanfaatkan hartanya. Para konglomerat menjadi penonton bagaimana kaum marginal ini terbunuh satu per satu dalam game mematikan bernama squid game tersebut. Bahkan nyawa mereka tak ada harganya hanya demi hiburan si kaya.
Di dunia nyata squid game bukan hal yang asing lagi. Sejarah mencatat game semacam ini pernah dimainkan oleh para raja di zaman kegelapan Eropa kuno. Pada masa Yunani kuno di Sparta orang-orang kelas atas sengaja mempraktikkan pembunuhan kepada budak-budak mereka agar orang-orang miskin dan tertindas tidak memberontak kepada para pemilik tahta.
Sama halnya dengan di Roma, tak asing kita dengar tentang Gladiatornya. Orang-orang kelas bawah dipaksa saling bertarung, bahkan dengan hewan buas sekaligus hanya untuk hiburan orang-orang kaya dan para raja. Di Persia lebih kejam lagi. Para raja sangat senang merantai rakyatnya yang berasal dari kasta paling rendah dikala peperangan berlangsung. Hal ini ditujukan agar mereka tidak kabur dalam peperangan. Rakyat bak mainan untuk mereka, nyawa bukan lagi hal yang berharga bagi para raja.
Praktik squid game ini sungguh tak manusiawi. Game ini jelas adalah bentuk penghambaan kepada manusia. Tak hanya zaman dulu, hari ini pun kita tidak lepas dari penghambaan kepada manusia. Tatanan kehidupan dalam bingkai kapitalisme telah menciptakan banyaknya kemiskinan dan kesengsaraan. Kaum marginal harus mati-matian memeras keringat demi sesuap nasi. Mereka harus mengikuti aturan main para pemilik modal yang membuat seluruh aturan di bumi. Bahkan pun ketika aturan tersebut bertentangan dengan aturan Allah SWT. Inilah yang sumber dari segala masalah dan kesengsaraan di bumi ini, yakni penghambaan kepada manusia.
Islam datang untuk menghapuskan penghambaan kepada manusia menuju penghambaan kepada Allah SWT. Sebagaimana yang disampaikan oleh sahabat Rosulullah Rabi'in bin Amir ketika ditanya oleh panglima perang Persia "mengapa kalian datang ke Persia?". Beliau menjawab "Allah mengutus kami untuk menyelamatkan manusia dari penghambaan kepada manusia menuju penghambaan kepada Tuhannya manusia. Dari sempitnya dunia ke luasnya, dari zalimnya keyakinan yang salah ke adilnya Islam" (Sirah An-Nabawiah Ash Shahihah Juz 1 hal 34).
Begitulah Islam datang untuk menyibak kegelapan penghambaan kepada manusia yang menyebabkan kesengsaraan dunia akhirat. Dalam sejarahpun terbukti bagaimana ketika Islam diterapkan selama kurang lebih 13 abad tercipta sebuah peradaban mulia yang menjadi mercusuar peradaban dimana kedamaian tersebar hingga 2/3 dunia. Tak hanya menyebar rahmat bagi kaum muslum, bahkan non muslim dan seluruh isi alam. Hal ini bukan rahasia umum lagi, karena banyak buku sejarah dan para tokoh yang mengakui semua ini.
Dalam hal ini, Will Durant jelas mengatakan, “Para Khalifah telah memberikan keamanan kepada manusia hingga batas yang luar biasa besarnya bagi kehidupan dan usaha keras mereka. Para Khalifah itu juga telah menyediakan berbagai peluang bagi siapapun yang memerlukan dan memberikan kesejahteraan selama berabad-abad dalam keluasan wilayah yang belum pernah tercatat lagi fenomena seperti itu setelah masa mereka. Kegigihan dan kerja keras mereka menjadikan pendidikan menyebar luas sehingga berbagai ilmu, sastra, falsafah dan seni mengalami kejayaan luar biasa; yang menjadikan Asia Barat sebagai bagian dunia yang paling maju peradabannya selama lima abad.” (Will Durant – The Story of Civilization).
Kini saatnya kita kembali kepada Islam. Praktik penghambaan kepada manusia masih terjadi saat ini. Tak khayal kesengsaraan dan kemiskinan terjadi di seluruh penjuru bumi, bahkan lebih parah dari gambaran squid game di drama korea. Saatnya kita kembali menerapkan Islam yang kini diabaikan. Karena Islam adalah agama yang memberi rahmat kepada seluruh isi bumi. Wallahualambissawab
Posting Komentar untuk "Islam Menghapus Squid Game di Dunia Nyata"