MISKIN KARENA SISTEM KAPITALISME

Wakil Walikota Pontianak, Bahasan meminta data penduduk miskin di kota itu diperbaharui atau direvisi, karena akan ada penambahan jumlah penduduk miskin akibat pandemi COVID-19, sehingga harus dimasukkan dalam data terkini. Mengingat RPJMD 2024 tingkat kemiskinan ditargetkan turun menjadi 4,60 persen (21/9).

Data kemiskinan seharusnya selalu update tiap tahun untuk mengevaluasi seberapa serius pengurusan urusan masyarakat. Perhitungan data fakir dan miskin seharusnya perkepala manusia, bukan data akumulatif jumlah pendapatan masyarakat dibagi jumlah penduduk yang menghasilkan bukan angka riil. Angka kemiskinan juga bukan diukur pada standar minimum pendapatan per kepala rumah tangga, karena itu juga tidak akan mendapatkan angka akurat. Apalagi kepala rumah tangga menanggung kebutuhan dasar anggota rumahnya, seperti sandang, pangan, papan. Ditambah kebutuhan pendidikan, kesehatan yang itu tidak diberikan jaminan oleh negara. 

Dan ini tentu pijakannya atas dasar sistem kapitalisme sekuler saat ini yang rendah pengurusannya ditambah sistem politik ekonomi yang mengedepankan penguasaan sumber daya alam milik umum oleh pemilik modal besar. Sehingga data riil itu tidak akan didapatkan. Lihatlah periayahaan (pengurusan) kebutuhan dasar pendidikan dan kesehatan tidak ditanggung negara. Kondisi kemiskinan yang semakin meningkat hari ini juga bukan hanya karena dampak wabah corona, tetapi PR besar sistem hari ini yang membuat kemiskinan terus berlanjut, PHK terus menerus terjadi sementara TKA terus menerus datang.

Sistem kapitalisme sekuler dan penerapan ekonomi kapitalisme sudah mengangkangi dan benar-benar mengendalikan hidup kita saat ini. Untuk itu solusinya sistem harus dirombak dengan sistem yang berasal dari Allah SWT. Dengan penerapan ekonomi Islam, bukan ekonomi Islam parsial, atau perbaikan yang dirasa manfaat saja. Karena sistem ekonomi kapitalisme dan cara kerjanya, yang dalam kondisi sehat akan menghegemoni dan dalam kondisi sakit akan menyebabkan resesi.

Ummu Nida

Pontianak Barat-Kalbar

Berbagi :