Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jangan istiqomah, itu berat

Muhammad Toha Anshori

Istiqomah memang berat, istiqomah memang sulit, Istiqomah sangat mudah diucapkan namun butuh perjuangan dalam mengaplikasikannya. Butuh keuletan, kesungguhan bahkan keteguhan bagi yang menjalankannya. Kita sering dengar kata istiqomah, namun apakah kita sudah memahami makna istiqomah itu sendiri? 

Istiqomah menurut Ali Bin Abi Thalib adalah sebagai tindakan melakukan suatu kewajiban. Sahabat yang mulia ‘Umar bin Khaththab Radhiyallahu anhu, mengatakan bahwa: “Istiqomah adalah lurus pada ketaatan (melaksanakan perintah) dan menjauhi larangan, serta tidak belok (ke kiri dan ke kanan) seperti beloknya serigala. Istiqomah merupakan satu diantara nikmat terbesar dari Allah subhanahu wa ta’ala. Setelah Allah meletakkannya ke dalam hati hamba-Nya, Ia pun memerintahkan kepada hamba-Nya untuk menjaga nikmat itu. Teguh di atas keistiqomahan adalah sesuatu yang berat utamanya bagi orang-orang beriman, cukuplah sejarah menjadi pembelajaran dimana orang yang dulunya kuat dalam keimanan, namun pada akhirnya mereka tak mampu mempertahankan keimanan tersebut dalam dirinya. Satu kisah diceriatakan kembali agar kita dapt mengambil pelajarannya.

Suatu hari, Raullullah duduk bersama kaum muslimin dalam satu majelis. Di tengah pembicaraan, Rasulullah termanggut manggut beberapa saat, kemudian bersabda,"Sesungguhnya, di antara kalian terdapat seorang laki-laki yang gerahamnya di neraka lebih besar dari gunung Uhud," Semua yang hadir dalam majelis bersama Rasulullah senantiasa diliputi ketakutan akan melakukan pelanggaran agama. Setiap orang dari mereka merasa takut dan khawatir kalau-kalau dirinyalah yang ternyata yang disebut dan mendapatkan su'ul khatimah. Namun pada akhirnya, semua yang mendengar pembicaraan Rasulullah waktu itu telah menemui ajalnya dengan khusnul khatimah. Mereka semua mati sebagai syuhada dalam medan peperangan. Yang tersisa dan masih hidup diantara sahabat satu majelis Rasulullah waktu itu hanyalah Abu Hurairah dan Rajjal bin 'Unfuwah. Ketakutan selalu menyelimuti Abu Hurairah. Badannya sering bergetar, matanya sulit dipejamkan, pikirannya tidak bisa diistirahatkan, hingga akhirnya tabir terkuak. Sampai jelaslah siapa yang celaka seperti yang disebutkan oleh Rasulullah. Sampai jelaslah siapa yang celaka seperti yang disebutkan oleh Rasulullah. Diketahui bahwa Rajjal keluar dari Islam dan bergabung dengan Musailamah Al Kadzdzab seorang nabi palsu dan mengakui kenabiannya. Hal tersebut memperjelas tentang siapa yang dikabarkan Rasul akan mendapat su'ul khatimah. Rajjal menyalahgunakan keislamannya yang lalu, dan masa-masa hidupnya bersama Rasul. Hafalan Al-Qur'annya yang cukup banyak, serta posisinya sebagai utusan Khalifah Abu Bakar. Semua itu disalahgunakannya untuk mendukung kekuasaan Musailamah dan mengukuhkan kenabiannya yang palsu dan jelas melenceng dari ajaran tauhid yang dibawa Rasulullah. Rajjal menyebarkan kepada banyak orang bahwa ia pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda, "Nabi menjadikan Musailamah bin Habib sebagai rekan," hal itu ia jadikan penguat bahwa setelah Rasul wafat, orang yang paling berhak membawa bendera kenabian ialah Musailamah. Jumlah pengikut Musailamah semakin bertambah banyak disebabkan oleh kebohongan kebohongan Rajjal dengan penyalahgunaan keislamannya serta hubungannya dengan Rasulullah di masa silam. 

Masih yakin tidak mau istiqomah? Saudaraku yang di rahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kita umat muslim diperintahkan Allah SWT untuk istiqomah, bahkan begitu banyak keutamaan yang di dapatkan oleh orang-orang yang ber-istiqamah di jalan Allah. Satu diantara Firman Allah di dalam Al-Qur’an surah Fussilat ayat 30-32 yang artinya : Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka (ber-istiqamah), maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan Jannah yang telah dijanjikan oleh Allah kepadamu. Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari (Rabb) yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. 

Wallahu a'lam bishawab.

Posting Komentar untuk "Jangan istiqomah, itu berat"