Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

WOMENPRENEUR ITU KELIRU

Upaya untuk memperjuangkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan akan menjadi fokus prioritas Women20 (W20) Presidensi Indonesia tahun ini (kumpulan.com, 11/2).

Sebagai salah satu Engagement Group dari Group of Twenty (G20), W20 berharap para pemimpin negara/pemerintahan menempatkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan sebagai pusat diskusi global dalam jalur pemulihan ekonomi pasca COVID-19, mempromosikan pembangunan berkelanjutan, dan investasi untuk pertumbuhan inklusif.

Sejatinya, perempuan tidak butuh kesetaraan gender. Yang dibutuhkan hanyalah perubahan sistem kehidupan. Karena ketidakadilan dan ketidaksetaraan yang dirasakan saat ini adalah buah dari penerapan sekulerisme kapitalisme yang menjadikan perempuan sebagai komoditi. 

Pemberdayaan Ekonomi Perempuan (PEP) begitu deras diaruskan pada kaum perempuan, seolah akan menjadi penyelamat ekonomi bangsa. Menggantungkan nasib ekonomi negeri pada peran womenpreneur adalah sebuah kekeliruan. Karena PEP sesungguhnya berasal dari pemikiran barat yang berideologi sekuler kapitalisme. Ideologi ini hanya menjadikan manusia sebagai faktor produksi, sehingga manusia produktif adalah ketika ia mampu menghasilkan materi. Seolah kontribusi terbaik yang harus diberikan perempuan adalah menghasilkan produk. 

Sayangnya, alih-alih mendayakan perempuan, yang terlihat justru pelecehan terhadap sosok perempuan. Perempuan dicabut kodratnya sebagai Ibu dan Pengatur rumah tangga. Sosok lembut dan lemah itu dipaksa untuk berjuang mencari nafkah. Padahal kewajiban menafkahi adalah tanggung jawab suami dan juga walinya.

Dalam naungan sistem Islam, perempuan dimuliakan. Dipenuhi segala kebutuhannya. Diamanahi peran mulai sebagai pencetak generasi Robani yang akan membangun peradaban. Menciptakan suasana rumah yang harmonis sehingga terlahir generasi yang kenyang kasih sayang. Menimba ilmu hingga ilmunya bermanfaat untuk umat. Sampai berdakwah hingga umat semakin paham urgensitas penerapan syariat Kaffah dalam naungan Daulah Khilafah Islamiyah. Disinilah, perempuan terlindungi dan tersejahteran, dan rahmat bagi seluruh alam. Wallahu’alam bishowab.

Oleh : Euis Laelawati (Pontianak)

Posting Komentar untuk "WOMENPRENEUR ITU KELIRU "