Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

LUMBUNG PANGAN HALAL TAPI DOYAN IMPOR

LUMBUNG PANGAN HALAL TAPI DOYAN IMPOR
Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Kalimantan Barat, Muhammad Fahmi mengatakan, Provinsi Kalbar memiliki peluang untuk menjadi lumbung pangan halal bukan hanya tingkat nasional namun di Asia. "Kita sebagai daerah lumbung pangan terutama hasil pertanian dan perkebunan. Jika potensi ini dikelola dan dikemas baik maka Kalbar bisa dijadikan lumbung pangan halal tidak hanya untuk nasional, melainkan juga Asia. Ini karena makanan halal tengah menjadi tren di sejumlah negara. Dengan luas lahan dan macam-macam hasil pertanian yang kita miliki, ini tentu harus kita manfaatkan," ujarnya (kalbar.antaranews, 27/3). 

Ironis sebetulnya. Indonesia pernah berjaya sebagai negara agraris, tapi kini bahkan sering mengimpor bahan pangan. Jauh panggang dari api. Berharap menjadi lumbung pangan, tapi kenyataannya banyak lahan sudah beralih fungsi menjadi perkebunan sawit dan permukiman. Lebih ironis lagi, perkebunan tersebut banyak dikuasai para kapitalis asing, misalnya dari negeri jiran. 

Seharusnya yang dibenahi untuk mencapai kedaulatan pangan adalah menghentikan impor dan memberikan dukungan penuh pada para petani lokal. Sehingga program lambung pangan yang dicanangkan bisa terlaksana dan berguna bagi masyarakat. 

Negaralah yang punya andil besar dalam hal ini. Sudah semestinya, negara mendukung dan memberikan fasilitas serta sarana prasarana terbaik bagi para petani agar mampu mengembangkan lahan mereka. Baik itu untuk pertanian, perkebunan ataupun peternakan. Sayangnya, saat ini para petani justru berjuang sendiri di tengah gempuran sarana dan prasarana hingga bahan pangan impor.

Euis 
Pontianak-Kalbar

Posting Komentar untuk "LUMBUNG PANGAN HALAL TAPI DOYAN IMPOR"