TDL NAIK RAKYAT MAKIN TERCEKIK
TDL NAIK RAKYAT MAKIN TERCEKIK
Penulis : Sabrina
Presiden dan Kabinet telah sepakat untuk membagikan beban kepada kelompok rumah tangga yang mampu yaitu mereka yang berlangganan listrik diatas 3.000 VA. Mengutip m.jppn.com, Minggu (22/05/2022) Menteri keuangan Sri Mulyani pada rapat bersama Badan Anggaran (Banggar) DPR RI mengatakan, boleh ada kenaikan tarif listrik akan tetapi hanya di bagian tarif 3000VA ke atas.
Pemerintah beranggapan kenaikan TDL untuk kelompok menengah berbagi beban atas berbagai kesulitan pemerintah. Kenyataannya, kenaikan ini memang benar menambah pemasukan negara. Akan tetapi akan berakhir dengan laju inflasi yang membebani rakyat lapisan kelas bawah.
Inflasi Menyebabkan Daya Beli Masyarakat Semakin Rendah
Beban masyarakat yang semakin berat, justru menghambat pertumbuhan ekonomi. Kenaikan tarif listrik berkontribusi besar dalam mengurangi daya beli masyarakat. Jika daya beli masyarakat rendah maka perekonomian akan sulit untuk terdongkrak.
Kenaikan tarif listrik pasti berimbas negatif pada pelaku usaha. Dengan naiknya tarif listrik, maka biaya produksi mengalami kenaikan dan akan berpengaruh besar pada harga jual barang. Jika harga barang konsumsi kian mahal, masyarakat cenderung enggan membeli dengan alasan menghemat pengeluaran. Alhasil, roda perekonomian tidak akan berjalan baik karena daya beli masyarakat yang turun. Kondisi ini ibarat besar pasak daripada tiang.
Rencana kenaikan tarif listrik ini jelas sangat mengecewakan sekaligus mengindikasikan minimnya empati dan kepekaan penguasa dengan kenaikan berbagai komoditas yang sangat mereka butuhkan sebagai efek kenaikan dasar listrik.
Seharusnya pemerintah menentukan kebijakan yang tidak membebankan masyarakat kelas menengah dan tidak meresahkan kelas bawah, dengan mengubah paradigma pengelolaan sumber daya energi sesuai dengan syariah Islam.
Islam Solusi Kesejahteraan
Listrik dalam paradigma syariah Islam merupakan salah satu sumber energi yang seharusnya bisa dinikmati oleh semua rakyat dengan murah bahkan gratis.
Seperti yang kita ketahui bahwa negeri kita adalah negeri yang berlimpah batu bara. Bahkan diperkirakan cadangan batu bara saat ini mencapai 38, 84 miliar ton.
Diperkirakan pula produksi batu bara pertahun sekitar 600 ton dan umur cadangan batu bara masih 65 tahun.
Dengan kekayaan ini, sebenarnya cukup untuk mencukupi kebutuhan listrik perwarga. Kecukupan ini akan terjadi ketika diterapkan sistem Islam.
Bukan dengan liberalisasi energi sebagaimana dalam sistem kapitalisme.
Dalam pandangan Islam, sumber pembangkit listrik berada di tangan negara dan tak boleh dikuasai oleh individu atau swasta dengan alasan apapun.
Untuk memenuhi kebutuhan listrik, Islam memiliki kebijakan berikut:
1. Membangun sarana dan fasilitas pembangkit listrik yang memadai.
2. Melakukan pencarian bahan bakar listrik secara mandiri.
3. Menyalurkan pasokan listrik kepada rakyat dengan harga yang murah.
4. Tidak mengambil keuntungan pengelolaan sumber energi listrik atau lainnya.
Dengan pengelolaan sesuai syariat Islam, rakyat dapat memenuhi kebutuhan listrik dalam kehidupan sehari-seharinya.
Wallahu a'lam
Tarif listrik, air betul² terasa banget naiknya..
BalasHapus