Harga BBM Subsidi Naik Membuat Rakyat Panik
Oleh : Tyas Ummu Rufaidah
Akhir - akhir ini bahan bakar minyak subsidi semakin langka diburu oleh masyarakat. Beberapa outlet pengisian BBM pun juga mengalami kehabisan stok karena telatnya pengiriman. Hal ini diprediksi terjadi lantaran kuotanya dibatasi dan akan habis dalam beberapa bulan ke depan.
Dikutip dari kumparan.com, kuota BBM subsidi diprediksi akan habis sebelum akhir tahun ini. Pengamat Energi Watch Mamit Setiawan memperkirakan stok Pertalite akan habis di bulan Oktober 2022 apabila tidak ada penambahan kuota.
Adapun kuota Pertalite yang diberikan pemerintah hingga akhir tahun ini sebanyak 23,1 juta kiloliter (KL), sementara konsumsi BBM jenis Pertalite hingga Juli 2022 sudah mencapai 16,8 juta KL atau setara dengan 73,04 persen dari total kuota yang ditetapkan. Sementara kuota solar diberikan 14,91 juta KL, sedangkan hingga akhir Juli 2022 sudah digunakan 9,9 juta KL atau tersisa 5,01 juta KL.
Mamit memprediksi, apabila ada tambahan subsidi Pertalite sebanyak 5 juta KL hingga akhir tahun 2022, maka penambahan kompensasi energi dalam APBN bisa mencapai Rp 45 triliun, dengan selisih keekonomian Rp 9.000 per liter. Sedangkan penambahan 1,5 juta KL solar membutuhkan dana sebesar Rp 19,5 triliun, dengan selisih Rp 13 ribu per liter.
Menurut Mamit, kebijakan yang seharusnya diterapkan ada tiga pilihan. Pilihan pertama adalah penyesuaian harga Pertalite dan Solar, dalam artian ada kenaikan harga. (14/8)
Jika kita cermati lebih dalam, sebenarnya kelangkaan BBM ini ditengarai karena memang ada kebijakan yang membatasi kuotanya. Hal itu menyebabkan terjadi kelangkaan di mana-mana. Di lain sisi dengan terjadinya kelangkaan ini diharapkan akan membuat konsumen bergeser membeli BBM jenis lain misal Pertamax, karena adanya wacana pertalite akan dihapus.
Selain itu sebenarnya permasalahan ini bukan pada stok BBM yang terbatas. Akan tetapi stoknya memang sengaja dibatasi. Sebab, pada dasarnya dalih stok terbatas seperti itu sangat mustahil karena sumber minyak dan gas bumi ada di perut bumi Indonesia. Sumber migas ini ada di pulau Natuna yang digadang-gadang menyimpan potensi migas terbesar di dunia, sehingga tidak heran jika banyak negara lain mengincar ingin memiliki serta mengolah sepenuhnya.
Dikutip Kompas.com dari data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Indonesia memiliki cadangan gas bumi mencapai 144,06 triliun kaki kubik (TCF), terdiri dari cadangan terbukti (P1) sebesar 101,22 TSCF dan cadangan potensial (P2) 42,84 TSCF.
Cadangan gas terbesar di Indonesia berada di Natuna, tepatnya berada di Blok East Natuna 49,87 TCF. Selanjutnya disusul Blok Masela di Maluku 16,73 TCF, dan Blok Indonesia Deepwater Development (IDD) di Selat Makassar 2,66 TCF. Besarnya kandungan gas alam di Natuna tersebut, membuatnya disebut-sebut sebagai cadangan gas terbesar di Asia Pasifik.(6/12/21)
Tak hanya itu saja, di wilayah perairan Aceh pun ditemukan cadangan migas terbesar di dunia. Di lansir dari CNBC.com pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan, bahwa Indonesia memiliki potensi sumber daya minyak dan gas bumi (migas) yang diperkirakan temuan potensinya menjadi yang terbesar di dunia. Kementerian ESDM mencatat temuan potensi sumber daya migas itu berada di Blok Andaman II dan Blok Andaman III yang berlokasi di perairan laut Aceh.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas), Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji membeberkan hal itu. Ia mengatakan, bahwa wilayah Andaman kemungkinan bisa masuk dalam area giant discovery yang berpotensi menjadi temuan cadangan migas terbesar dunia.
(21/07/22)
Dari data-data di atas, tak heran jika sumber migas dalam negeri ini menjadi incaran para investor, bahkan ingin mengakuisisi kekayaan alam Indonesia. Jadi, otomatis harga BBM pertalite dan solar dinaikkan atau bahkan akan dihapus secara pelan-pelan dan bertahap. Sebab, inilah strategi curang para pelaku kapitalis yang ingin mengeruk kekayaan alam negeri ini.
Pada akhirnya, harga migas akan diserahkan pada mekanisme pasar bebas. Di mana hal itu bisa menyebabkan harga akan melambung sangat tinggi. Inilah potret lusuh hidup dalam cengkeraman sistem kapitalis. Siapa yang mempunyai modal terbanyak, itulah yang mengusai panggung semua sektor bisnis.
Kenaikan harga BBM bersubsidi jelas membuat rakyat kian panik. Kehidupan rakyat semakin merana dan sengsara. Sebab, kebutuhan dasar untuk mereka mobilisasi biayanya akan bertambah. Tidak berhenti di sini saja, kenaikan tersebut akan menyebabkan deretan komoditi lainya juga akan naik. Sungguh, lengkap sudah penderitaan umat dalam kubangan sistem Kapitalis. Hidup semakin terhimpit dengan berbagai beban yang semakin berat.
Betapa ironi hidup rakyat negeri ini di bawah naungan Kapitalisme. Hidup di atas tanah yang sumber kekayaan alamnya melimpah, tetapi tak bisa menikmati hasilnya secara maksimal. Begitulah jika sistem yang dianut adalah buatan manusia. Sistem kapitalis hanya berorientasi pada keuntungan materi dan demi memenuhi hawa nafsu. Kebahagiaan jasmani juga menjadi prioritas, sehingga tercetak banyak manusia yang bermental matrealis dan serakah. Hal ini jelas bertentangan dengan Islam yang mengukur kebahagiaan dari ketika mencapai rida Ilahi.
Lantas, bagaimana paradigma Islam dalam pengelolaan sumber daya alam ?
Islam memandang dalam pengelolaan SDA seperti minyak dan gas adalah termasuk harta kepemilikan umum (public ownership). Status sah kepemilikannya adalah milik rakyat, tidak boleh diserahkan kepada individu, swasta, terlebih kepada asing. Maka dari itu, pengelolaannya dilakukan oleh negara tanpa intervensi pihak lain. Pemanfaatannya digunakan dan dikembalikan untuk kemakmuran rakyat seluruhnya, sehingga kesejahteraan rakyat pun terwujud secara merata.
Hal ini merujuk pada hadist Rasulullah Saw. yang diriwayatkan Abu Khurasyi dari sebagian sahabat Nabi Saw. berkata, bahwa Rasulullah Saw. bersabda: “Kaum muslim itu berserikat dalam tiga hal, yaitu air, padang rumput dan api.” (HR Abu Daud).
Tidak hanya itu, larangan dikuasainya harta milik rakyat yang jumlahnya melimpah oleh individu, swasta, apalagi asing adalah berdasarkan hadis yang diriwayatkan dari Abidh bin Hamal al-Mazaniy: “Sesungguhnya dia bermaksud meminta (tambang) garam kepada Rasulullah. Maka beliau memberikannya. Tatkala beliau memberikannya, berkata salah seorang laki-laki yang ada di dalam majlis, ‘Apakah engkau mengetahui apa yang telah engkau berikan kepadanya? Sesungguhnya apa yang telah engkau berikan itu laksana (memberikan) air yang mengalir’. Akhirnya beliau bersabda: ‘(Kalau begitu) tarik kembali darinya’.” (HR Tirmidzi)
Adapun pengelolaannya, migas tidak bisa dimanfaatkan oleh rakyat secara langsung melainkan butuh proses yang panjang. Maka dari itu, butuh perangkat yang akan mengelolanya. Dan perangkat tersebut hanyalah negara yang mengakuisisi pengelolaanya mewakili kaum muslim dan nantinya akan bisa dinikmati oleh seluruh umat manusia.
Dengan demikian, Kapitalisme bertolak belakang dengan Islam .
Maka, sudah seharusnya sistem usang ini diganti dengan sistem Islam yang mampu mengatasi problematika umat secara paripurna dan terbukti menyejahterakan rakyatnya. Untuk itu, mari bersama-sama berjuang untuk mengembalikan penerapan Islam secara kaffah demi kemashatan bersama.
Waallahualam bisshowab!
Posting Komentar untuk "Harga BBM Subsidi Naik Membuat Rakyat Panik"