Penelitian Nuklir Ratusan Miliar di Kalbar, Waspada Kapitalisasi.
Oleh : Luthfia Fadilah (Pontianak)
Tim ahli dari Amerika Serikat meneliti nuklir di Kalimantan Barat dalam riset senilai jutaan US$9 juta (Rp134,6 miliar). Hal tersebut diungkapkan Ketua Komisi VII DPR, Sugeng Suparwoto. Dilansir dari CNN Indonesia, ia menyebut tim dari AS sudah berkunjung ke DPR pekan lalu. Mereka, katanya, meminta izin untuk melakukan riset guna mengetahui kandungan uranium di Kalbar (https://pontianakpost.jawapos.com/berita-utama/02/05/2023/bukan-cuma-uranium-as-mau-kucur ratusan-miliar-teliti-sumber-nuklir-di-kalbar/).
Kalbar dipilih lantaran memiliki cadangan bahan baku yang terbilang cukup besar. Namun, Sugeng tak menyebut berapa besarannya. Ia menjelaskan Kalbar juga merupakan salah satu sumber bahan baku bauksit yang bisa diubah menjadi aluminium.
Uranium yang merupakan potensi SDA sangat seksi untuk dimiliki. Dan negara-negara besar saat ini berusaha untuk memperebutkannya, termasuk AS. Maka siap-siap Indonesia termasuk Kalbar hanya akan menjadi sasaran kepentingan negara-negara tersebut. Atau akankah Indonesia dan Kalbar bisa memanfaatkan potensi ini?
Sementara negeri ini tidak lepas dari kepentingan negara-negara besar kapitalis yang sudah membaca potensi kita bahkan diberi karpet merah untuk mengeksploitasinya oleh para penguasa rakus?? Akankah kita bisa benar-benar mandiri dan menjadi negara besar dengan segenap potensi tsb? Bukan menjadi paradoks dan kutukan ditengah banyaknya kekayaan SDA negeri ini.
Sangat disayangkan, ketika kalbar menjadi salah satu wilayah yang disasar negeri kapitalis untuk dijarah sumber daya alamnya. SDA dalam negeri akan senantiasa dikeruk selagi sistem ekonomi dalam negeri selalu bergantung dengan negeri-negeri kapitalis yang lain. Dengan harga yang tak seberapa, "mereka" jual SDA dalam negeri untuk kepentingan pribadi. Ini tak lepas dari sistem ekonomi kapitalis yang menyelimuti Indonesia. Sistem yang tidak bertujuan untuk meraih kemashlahatan umat, melainkan untuk keuntungan para pemilik modal, "yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin".
Begitulah bobroknya ketika ekonomi kapitalis diterapkan dinegeri ini. Ekonomi kapitalis hanya akan melahirkan aturan-aturan yang cacat karna aturan tersebut diciptakan dari akal manusia yang terbatas. Maka aturan tersebut akan merugikan sebagian besar umat, bahkan ekonomi kapitalis melahirkan kemiskinan, kelaparan, kesenjangan sosial, pengangguran meningkat dan banyak yang putus sekolah. Sebab SDA tidak diolah sesuai syariat dan tidak dikembalikan untuk kemashlahatan umat.
Beda halnya ketika sistem ekonomi berjalan dibawah naungan khilafah. SDA akan dijaga ketat oleh khalifah dan diolah kemudian digunakan untuk kemashlahatan umat. Tak ada para oligarki yang berani mencaplok SDA dalam negeri. Sebab sistem khilafah telah membangun ekonomi (Islam) yang mandiri tanpa perlu berkerjasama dengan negeri lain yang bersistem kapitalisme.
Sudah semestinya bidang ekonomi diatur berlandaskan syariat, maka akan tercipta kesejahteraan dan keadilan dalam mengolah SDA. Sebab dalam fakta sejarahnya, khilafah pernah berhasil membangun peradaban dengan adanya sistem ekonomi Islam. Tidak ada rakyat yang miskin, kelaparan, tidak ada kesenjangan sosial sebab SDA berhasil diolah sesuai syariat dan dikembalilan untuk kemashlahatan umat. Hanya dalam naungan khilafah, maka ekonomi Islam itu dapat diterapkan secara sempurna.*
Posting Komentar untuk "Penelitian Nuklir Ratusan Miliar di Kalbar, Waspada Kapitalisasi. "