Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Massifnya Program Konversi Kendaraan Listrik, Kebijakan Setengah Hati

 



Oleh: Nisa Fakhriya (Muslimah Ketapang, Kalbar) 

Pemerintah sedang memasifkan penggunaan kendaraan listrik di tenagh masyarakat. Berbagai program dicanangkan untuk mewujudkan ekosistem kendaraan listrik. Mulai dari mendiri banyak Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) hingga memberikan subsidi pembelian kendaraan listrik (detik.com) 

Salah satunya yang terjadi di Ketapang, Kalbar, yaitu pendirian Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) pertama di Kota Ketapang, pada Hari Sabtu tanggal 30 September 2023. Bupati Ketapang, Martin Rantan mengakui, dengan diresmikannya SPKLU ini diharapkan dapat mempercepat penggunaan energi bersih yang ramah lingkungan, sehingga dapat terwujud Zero Emission di tahun 2060 (suarapemredkalbar.com). 

Mewujudkan ekosistem kendaraan listrik hanyalah narasi yang dipaksakan, untuk menunjukkan keberpihakan pemerintah -maupun PLN- dalam menciptakan energi bersih ramah lingkungan. Sejatinya, program memasifkan kendaraan listrik adalah upaya pemerintah untuk membuat "laku" dagangan para produsennya. Sebab pemain utama dalam pengadaan kendaraan listrik adalah korporasi besar. Di negeri ini, dua pemain utamanya adalah PT SLIS dan di susul oleh PT TBS Energi Utama (TOBA) dan PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) (inilah.com). Sebagaimana kita ketahui, pemilik saham TOBA adalah salah satu pejabat yang sangat berpengaruh di negeri ini.  

Wajarlah, sebab penguasa dalam sistem demokrasi sejatinya bukanlah pelayan rakyat, namun pelayan korporasi. Bagaimana tidak? Pemerintah berkoar-koar kampanye "kendaraan listrik mengurangi emisi karbon". Tapi faktanya, pembuatan baterai untuk kendaraan listrik justru menghasilkan lebih banyak emisi karbon bagi lingkungan (https://www.liputan6.com/tekno/read/5395271/produksi-baterai-mobil-listrik-ternyata-hasilkan-lebih-banyak-emisi-karbon-buat-lingkungan).  

Pembangunan ekonomi hijau dan berkelanjutan yang terus menerus digaungkan pun nyatanya mengikuti mekanisme para kapitalis. Dan faktanya selama ini, kapitalis menjadi nomor wahid dalam menciptakan emisi karbon yang merusak lingkungan. Mengikuti mekanisme kapitalis dalam mewujudkan solusi atas sebuah masalah merupakan kesalahan fatal, sebab paradigma lahirnya solusi dalam sistem kapitalis adalah profit, bukan yang lain. Paradigma yang rusak inilah yang menjadikan persoalan transportasi tidak kunjung selesai.  

Kendaraan listrik memang merupakan terobosan baru yang perlu kita dukung. Namun, keberadaan teknologi dalam asuhan kapitalisme bukanlah untuk kemaslahatan umat, melainkan kemaslahatan segelintir elite saja. Walhasil, sebagian besar penduduk dunia akan terzalimi.  

Sebaliknya dengan Islam. Sebagai agama yang bersumber dari wahyu Al Kholiq Al Mudabbir, sistem Islam yang telah terbukti mampu menyelesaikan berbagai persoalan. Kebijakan dalam sistem Islam akan senantiasa berputar pada kemaslahatan umat karena pemerintahannya independen dan bebas dari setir pengusaha. Sistem Islam akan sangat memperhatikan transportasi umum, sebab itu adalah kebutuhan hidup manusia. Transportasi umum mampu diakses oleh seluruh kalangan. Siapa pun bisa menikmatinya. Alokasi dana besar akan digelontorkan baitulmal untuk transportasi umum.

Posting Komentar untuk "Massifnya Program Konversi Kendaraan Listrik, Kebijakan Setengah Hati"