Palestina Masih Membara, Umat Butuh Junnah.
Oleh : Tyas Ummu Amira
Ketua DPR RI Puan Maharani membuka pertemuan Indonesia-Africa Parliamentary Forum (IAPF)di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali. Menlu Retno dan Puan Maharani dorong parlemen IAPF untuk kemerdekaan Palestina dan hentikan konflik Rusia-Ukraina.
Sementara, IAPF merupakan forum parlemen Indonesia dengan negara-negara Afrika yang digelar dalam rangkaian Forum Tingkat Tinggi (FTT) Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2 dan High Level Forum on Multi Stakeholder (HLF MSP). Puan dalam sambutannya menekankan beberapa aspek salah satunya dalam konteks kerjasama antarparlemen Indonesia dan Afrika harus memajukan nilai-nilai demokrasi dan menghargai hak asasi manusia dengan menegakkan rule of law. (Tvonenews.com, 01/09/24)
Seruan serta kecaman dari berbagai negara dan petinggi negeri terus menggema. Akan tetapi, tak ada respon nyata dari PBB dan negara arab di sekitarnya. Hal ini memang bukan tanpa sebab, kenapa negara-negara yang dekat pun diam seribu bahasa seakan buta akan kekejian di depan mata.
Hampir semua negara melakukan aksi solidaritas untuk negara Palestina. Namun, itu hanya sebagian kecil dari usaha untuk membela saudara kita. Sebab, hal terpenting yang bisa menyelamatkan dan membebaskan Palestina hanyalah dengan mengirim pasukan bersenjata untuk melawan zionis yahudi. Hal ini mustahil terealisasikan, karena umat Islam tersekat-sekat oleh teritorial wilayah, dan takut dengan negara adidaya yang mendekengi zionis Yahudi.
Salah satunya negara arab mempunyai hubungan khusus dengan Amerika berdasarkan (https://www.state.gov/) Peran unik Arab Saudi di dunia Arab dan Islam, kepemilikannya atas cadangan minyak terbesar kedua di dunia, dan lokasinya yang strategis. Semuanya berperan dalam hubungan bilateral yang telah lama terjalin antara Kerajaan dan Amerika Serikat.
Amerika Serikat dan Arab Saudi memiliki kepentingan bersama dalam menjaga stabilitas, keamanan, dan kemakmuran kawasan Teluk dan berkonsultasi secara erat tentang berbagai masalah regional dan global. Amerika Serikat dan Arab Saudi memiliki hubungan ekonomi yang kuat. Amerika Serikat merupakan mitra dagang terbesar kedua Arab Saudi, dan Arab Saudi merupakan salah satu mitra dagang terbesar Amerika Serikat di Timur Tengah. Pasti sangat wajar jika sekelas negara Arab pun tak berkutik untuk mengirimkan tentaranya ke Palestina. Sebab, banyak perjanjian bilateral serta hubungan yang sangat kuat antaranya dengan sekutu Yahudi, yakni Amerika.
Persoalan Palestina sesungguhnya adalah pendudukan dan perampasan negara oleh musuh Islam. Jika masalahnya perampasan, tentu solusinya adalah merebut kembali. Selain itu, konflik Palestina dengan Zion*s Yahudi hakikatnya adalah konflik dengan para penjajah negara-negara Barat karena negara-negara Barat itulah yang telah bersekongkol melahirkan negara ilegal Israel dan mendukungnya dengan senjata maupun dana yang besar.
Berbagai solusi serta setumpuk perundingan maupun resolusi PBB, tidak terkecuali upaya gencatan senjata selama ini dianggap bisa menjadi solusi krisis Palestina. Akan tetapi, tidak akan mampu menghantam kebrutalan dan kebebalan Zion*s Yahudi. Sebab, solusi dengan jalan demokrasi tak akan melahirkan solusi yang paripurna.
Penyelesaian konflik Palestina tidak lain hanya dengan adanya institusi yang kuat dan shahih, yakni dalam institusi Khilafah yang sudah terbukti kemasyhurannya dalam menyejahterakan umat. Salah satu upaya yang dilakukan oleh negara khilafah yakni peran penting sebagai Junnah (perisai). Terkait konflik seperti Palestina, yakni dengan menghadirkan tentara akan menyelamatkan kaum muslim yang tertindas dan terjajah.
Khilafah akan melakukan langkah-langkahuntuk membebaskan Palestina, yakni Khilafah akan menyatukan seluruh negeri muslim secara politik dan militer dalam satu negara transnasional. Kemudian menolak setiap tawaran perdamaian, gencatan senjata, atau solusi dua negara dari Israel, AS, maupun PBB. Tidak ada perjanjian damai dengan Israel, yang ada hanya perang.
Khilafah juga akan memobilisasi militer di negeri-negeri muslim sekitar Palestina untuk membebaskan Palestina dengan level kekuatan maksimal, yaitu sampai berhasil menghabisi Israel.
Selain itu, membentuk opini umum di seluruh dunia tentang wajibnya jihad akbar membebaskan Palestina sehingga seluruh dunia akan mendukung pembebasan Palestina. Setelah membebaskan Palestina, Khilafah akan menjadikan Palestina sebagai salah satu wilayah Daulah Islam sebagaimana dahulu wilayah Syam menjadi salah satu provinsi Khilafah.
Tegaknya Khilafah adalah kunci urgent pembebasan Palestina. Dengan demikian, bagi seluruh umat Islam adalah sebuah keharusan atau wajib memperjuangkan tegaknya Khilafah. Bahkan tegaknya Khilafah harus menjadi agenda perjuangan dan dakwah umat Islam. Oleh karenanya, penting untuk membangun kesadaran di tengah-tengah umat Islam tentang masalah Palestina. Bahwa eksistensi entitas Yahudi Israel hanya bisa dikalahkan dengan tegaknya Khilafah Islamiah.
Semoga kita termasuk orang-orang yang menjawab seruan muslim Palestina dengan mewujudkan junnah bagi umat, yaitu Khilafah. Sesuai dengan Bisyarah dari Rasulullah dalam sabda beliau yang artinya:
"Di tengah-tengah kalian terdapat zaman kenabian, atas izin Allah ia tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada Khilafah yang mengikuti minhaj kenabian. Ia ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan (kerajaan) yang zalim; ia juga ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan (kerajaan) diktator yang menyengsarakan; ia juga ada dan atas izin Alah akan tetap ada. Selanjutnya akan ada kembali Khilafah yang mengikuti minhaj kenabian.” Beliau kemudian diam. (HR Ahmad dan Al-Bazar).
Waallahualam bishowab.
Posting Komentar untuk " Palestina Masih Membara, Umat Butuh Junnah. "